Ketika gagasan menerbitkan media online berita kami sampaikan dalam diskusi-
diskusi terbatas, sebagian besar meragukannya. Pertanyannya, masihkah
dibutuhkan dan mampukah bersaing dengan media yang sudah eksis?
Bukan berarti mengabaikan masukan banyak pihak, tapi dengan penuh
keyakinan, kami justru memulai membangun tim bijaknews.com dari nol. Kami
merekrut tenaga-tenaga muda dan memberi pelatihan mengenai liputan, proses
laporan dan penulisan, etika jurnalistik, investigative reporting, hingga relasi
antara media online dengan teknologi dan media sosial.
Dengan melibatkan praktisi dan wartawan berpengalaman dari berbagai media,
kami menyepi di kawasan Lubuk Minturun Kota Padang, untuk membangun tim. Mereka
sebagian besar tenaga muda di bawah 30 tahun. Tujuan pelatihan membentuk
wartawan berkarakter dan berkualitas. Tentu tidak mudah, tapi kesetiaan sejak
lepas subuh hingga jelang dini hari mengikuti pelatihan, menyebarkan aura
semangat yang menggembirakan.
Pembaca yang budiman, dari tulisan ini, kami ingin sampaikan, bahwa bijaknews.com siap hadir menemui pembaca. Memberikan racikan yang berwarna
dan khas. Karakter khas itu kami ungkapkan dalam falsafah logo bijaknews.com.
Warna-warni pelangi memberikan makna bahwa kita bebas mengungkapkan
kata tanpa terbelenggu oleh satu warna tertentu. Dalam tim bijaknews.com juga bhinneka tanpa sekat SARA yang bisa membelenggu.
Siapapun mereka, dari kelompok manapun, kami bersatu, bahu membahu untuk
memberikan informasi yang khas.
Dengan latar belakang yang berwarna itu justru modal kami mewujudkan media
yang berintegritas dan independen. Dengan dua hal itu, kami yakini, fungsi
kontrol media bisa berjalan baik.
Menjadi bacaan terbaik yang dikunjungi mayoritas masyarakat Indonesia
di mana pun berada, adalah tujuan utama kami. Dan itu sangat mungkin
kami wujudkan bersama pembaca. Pepatah bahwa tidak ada sesuatu yang
tak mungkin, kami yakini betul. Tentu itu saja semua itu tak cukup, tanpa
dukungan pembaca. Saran, kritik, restu, dan kesetiaan Anda, adalah vitamin yang
mempercepat kami tumbuh.
Kita mungkin sepakat bahwa kemerdekaan adalah keniscayaan bagi setiap insan.
Maka, mari kita lepaskan segala belenggu yang ada untuk mulai jujur pada diri
sendiri dengan berpikir, bertindak, dan memilih merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar