Baca Juga
BOGOR -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyatakan Indonesia memiliki bendungan kering pertama dan langsung dua buah serta dibangun bersamaan. Bendungan ini berfungsi menahan limpahan aliran air dari Bogor pencegah banjir di Jakarta.
"Ya, dua bendungan ini (Cimahi dan Sukamahi) adalah bendungan kering pertama di Indonesia," katanya seperti dikutip Antara kepada pers usai mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo pada kedua bendungan itu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/12/2017).
Kedua bendungan ditargetkan selesai pada pertengahan 2019 dengan pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun jamak. Masing-masing Rp 757,8 miliar untuk Bendungan Ciawi dan Rp 436,97 miliar untuk Bendungan Sukamahi.
Menteri Basuki mengakui kedua bendungan itu dibangun sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir di Ibu Kota Jakarta. "Bendungan kering ketika kemarau. Akan tetapi, musim hujan bisa untuk menahan debit air hingga sekitar 30 persen seperti yang disampaikan Presiden RI Jokowi tadi," kata Basuki.
Angka 30 persen itu dari mana? Menteri Basuki menjelaskan arus air dari hulu melalui kedua bendungan tersebut sebelum tiba di Katulampa ditahan beberapa jam di kedua bendungan ini.
Menteri Basuki memerinci sebelum adanya Bendungan Sukamahi, debit air sebesar 56,52 meter kubik per detik. Setelah adanya bendungan, menjadi 40-an meter kubik per detik.
Di Cimahi, dari 36,5 meter kubik per detik menjadi 25,3 meter per detik sehingga rata-rata dengan dua bendungan itu debit air terkurangi rata-rata 30 persen. "Setelah ditahan beberapa jam di kedua bendungan itu, debit air ke Katulampa jadi 23 persen," kata Menteri Basuki.
Dengan demikian, kata Menteri Basuki, debit air banjir yang bisa dikurangi ketinggiannya sekitar 1 sampai 2 meter atau dari siaga satu menjadi siaga dua.
Ditanya dampak bagi lingkungan sekitar dari kedua bendungan kering tersebut, Menteri Basuki menyebutkan ketika bendungan itu digunakan, akan ada potensi infiltrasi air tanah ke lingkungan sekitar. "Saat bendungan dipakai, sumur warga mungkin airnya naik. Ketika kemarau, bendungan bisa untuk taman yang indah. Ini sudah biasa di beberapa tempat seperti Colorado," kata Menteri Basuki.
Bendungan Ciawi (Cipayung) berlokasi di bagian hulu Sungai Ciliwung di Desa Cipayung, Desa Gadog, dan Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, dan Desa Kopo di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ditarget sudah selesai.
Bendungan ini membutuhkan lahan dengan total 899 bidang seluas 78,7 hektare yang digunakan sebagai area kontruksi 28,59 hektare, area genangan 31,96 hektare, dan area "green belt" 18,15 hektare.
Bendungan itu menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo, dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,74 juta meter kubik.
Bendungan Sukamahi berlokasi di bagian hulu Sungai Cisukabirus di Desa Sukamahi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pembangunan Bendungan Sukamahi membutuhkan lahan dengan total 621 bidang seluas 49,82 hektare yang digunakan sebagai area kontruksi 34,38 hektare, area genangan 5,23 hektare, area "green belt" 8,89 hektare, area jalan masuk 0,44 hektare, dan area fasilitas umum 0,88 hektare.
Bendungan Sukamahi menampung aliran Sungai Cisukabirus dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 1,68 juta meter kubik.
"Ya, dua bendungan ini (Cimahi dan Sukamahi) adalah bendungan kering pertama di Indonesia," katanya seperti dikutip Antara kepada pers usai mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo pada kedua bendungan itu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/12/2017).
Kedua bendungan ditargetkan selesai pada pertengahan 2019 dengan pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun jamak. Masing-masing Rp 757,8 miliar untuk Bendungan Ciawi dan Rp 436,97 miliar untuk Bendungan Sukamahi.
Menteri Basuki mengakui kedua bendungan itu dibangun sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir di Ibu Kota Jakarta. "Bendungan kering ketika kemarau. Akan tetapi, musim hujan bisa untuk menahan debit air hingga sekitar 30 persen seperti yang disampaikan Presiden RI Jokowi tadi," kata Basuki.
Angka 30 persen itu dari mana? Menteri Basuki menjelaskan arus air dari hulu melalui kedua bendungan tersebut sebelum tiba di Katulampa ditahan beberapa jam di kedua bendungan ini.
Menteri Basuki memerinci sebelum adanya Bendungan Sukamahi, debit air sebesar 56,52 meter kubik per detik. Setelah adanya bendungan, menjadi 40-an meter kubik per detik.
Di Cimahi, dari 36,5 meter kubik per detik menjadi 25,3 meter per detik sehingga rata-rata dengan dua bendungan itu debit air terkurangi rata-rata 30 persen. "Setelah ditahan beberapa jam di kedua bendungan itu, debit air ke Katulampa jadi 23 persen," kata Menteri Basuki.
Dengan demikian, kata Menteri Basuki, debit air banjir yang bisa dikurangi ketinggiannya sekitar 1 sampai 2 meter atau dari siaga satu menjadi siaga dua.
Ditanya dampak bagi lingkungan sekitar dari kedua bendungan kering tersebut, Menteri Basuki menyebutkan ketika bendungan itu digunakan, akan ada potensi infiltrasi air tanah ke lingkungan sekitar. "Saat bendungan dipakai, sumur warga mungkin airnya naik. Ketika kemarau, bendungan bisa untuk taman yang indah. Ini sudah biasa di beberapa tempat seperti Colorado," kata Menteri Basuki.
Bendungan Ciawi (Cipayung) berlokasi di bagian hulu Sungai Ciliwung di Desa Cipayung, Desa Gadog, dan Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, dan Desa Kopo di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ditarget sudah selesai.
Bendungan ini membutuhkan lahan dengan total 899 bidang seluas 78,7 hektare yang digunakan sebagai area kontruksi 28,59 hektare, area genangan 31,96 hektare, dan area "green belt" 18,15 hektare.
Bendungan itu menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo, dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,74 juta meter kubik.
Bendungan Sukamahi berlokasi di bagian hulu Sungai Cisukabirus di Desa Sukamahi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pembangunan Bendungan Sukamahi membutuhkan lahan dengan total 621 bidang seluas 49,82 hektare yang digunakan sebagai area kontruksi 34,38 hektare, area genangan 5,23 hektare, area "green belt" 8,89 hektare, area jalan masuk 0,44 hektare, dan area fasilitas umum 0,88 hektare.
Bendungan Sukamahi menampung aliran Sungai Cisukabirus dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 1,68 juta meter kubik.
[mdk/bim/rki]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar