Baca Juga
Giunung Agung @2017 |
Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, I Gede Suantika mengatakan, saat ini sering terjadi gempa-gempa overscale. Menurut dia, hal ini menandakan semakin kuat tekanan dari magma muncul ke permukaan gunung.
"Mengingat dengan kondisi saat ini maka paling tidak kurun waktu dalam 10 hari lavanya akan penuh dan meluber," kata Gede Suantika, di Karangasem, Bali, Minggu (3/12/2017).
Dia menjelaskan, jika lavanya meluber dari kawah diperkirakan akan mengarah ke utara. Menurut dia, dari hasil pemantauan satelit dalam kawah tersebut terisi sekitar 20 juta meter per kubik lava.
"Apabila terisi penuh lava yang ada di kawah tersebut sekitar 60 juta meter kubik," kata dia.
Sampai saat ini status Gunung Agung masih awas. Dan pihak PVBMG masih merekomendasikan kepada masyarakat agar menjauhi radius 8 hingga 10 kilometer dari puncak Gunung Agung.
Terpapar material vulkanik Gunung Agung, tanaman dan hewan mati
Tanaman kopi, pohon cempaka, Boni, sengon dan tumbuhan lain di wilayah Karangasem, mengering dan daunnya mulai berguguran. Pohon-pohon itu terpapar abu vulkanik Gunung Agung yang mengandung zat belerang. Pemantauan dilakukan di Dusun Sogra menuju Pura Pasar Agung yang hanya berjarak lima kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.
"Rerumputan dari bibir kawah juga mengering semua," ujar Ketua Pasebaya, I Gede Pawana di Karangasem Bali, Sabtu (2/12).
Dia menuturkan, hujan abu vulkanik dari Gunung Agung juga membuat hewan-hewan seperti anjing dan beberapa ayam hutan serta burung tekukur ditemukan mati. "Kemungkinan mereka mati karena kelaparan atau mungkin juga tidak kuat menghirup bau belerang yang cukup kuat," jelasnya.
Dalam jangka pendek, material vulkanik yang disemburkan Gunung Agung dapat merusak tanaman yang ada di sekitar dengan kawah Gunung Agung dan dapat menghanguskan tumbuhan tersebut. Itu dikatakan Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana.
"Dampak abu ini apabila jangka pendek sudah dipastikan tanaman rusak, lahan tidak bisa digunakan," katanya saat ditemui di Pos Pantau Desa Rendang, Karangasem.
Dia mengatakan, untuk pemulihan kondisi tanaman yang terkena dampak erupsi dan abu vulkanik butuh waktu yang panjang. Pemulihan sangat tergantung dari eksplosivitas Gunung Agung dan erupsinya apakah berlangsung singkat atau membutuhkan waktu berbulan-bulan atau tahunan.
"Kalau dampak kerusakan tanaman akibat abu ini dalam jumlah yang besar, maka untuk pemulihannya lebih lama dan tergantung dari berapa besar dan eksplosivitas dari erupsi ini yang berefek pada lahan di sekitarnya," katanya.
Setelah proses erupsi atau setelah selesai hujan abu, maka abu terbawa hujan dan terserap tanah. Tanah mendapat mineral yang banyak dari perut bumi. "Apabila abu ini terkumpul dari satu aliran sungai dan terbawa hujan menjadi lahar hujan, sehingga kami imbau masyakat agar selalu siap dengan masker atau alat menutup mata," ujarnya.
Namun, material vulkanik yang disemburkan Gunung Agung sesungguhnya juga membawa dampak baik untuk kesuburan tanah. Dalam jangka panjang keberadaan material vulkanik akan menjadi investasi masyarakat karena tanah menjadi subur untuk kegiatan pertanian.
"Bahan material yang berasal dari perut bumi seperti abu vulkanik diyakini membawa zat baik untuk kesuburan tanah sehingga ke depannya menjadi lebih baik," ujarnya.
[mdk/gil/rki]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar