Baca Juga
DHARMASRAYA -- Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Nasrul Abit Datuk Malintang
Panai menghadiri peringatan dan perayaan hari jadi (milad) ke 7 Pondok
Pesantren Modren Putri Ulul Albab di Koto Baru Kabupaten Dhamasraya,
Sabtu, 28 April 2018.
Hadir pada kesempatan itu, Rektor Univesitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman, utusan Kanwil Kemenag Sumbar, Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan, pimpinan dan pengajar Ponpes Ulul Albab serta utusan para donatur baik dari dalam maupun luar negeri (timur tengah).
Menurut Nasrul Abit, saat ini banyak pejabat dan menteri kabinet kerja dari tamatan pondok pesantren, termasuk Rektor UIN Imam Bonjol dari pesantren Gontor. Ini menandakan sekolah umum dengan pondok pesantren telah sejajar, bahkan mungkin pendidikan umum kalah dalam pendidikan karakter.
"Kita senang walau di tempat terpencil dalam kawasan kebun sawit, lahan sekolah yang 5 (lima) hektar ini tentu butuh pengembangan dalam mendidik siswanya lebih banyak lagi di tahun-tahun mendatang. Perhatian Pemerintah Kabupaten Dhamasraya tentu sangat dibutuhkan baik dalam bantuan sosial pendidikan, selain bantuan kegiatan sosial sekolah lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak pembagian kewenangan, SMK dan SMA menjadi tanggungjawab provinsi, kondisi APBD Provinsi Sumatera Barat telah berubah, yang semula baik, kini menjadi terbatas. Ia mengatakan, pendidikan karakter yang dilandasi agama, tentunya akan berdampak kepada kepribadian yang baik.
"seperti kata pepatah yang mengajarkan kepada kita, "belajar di waktu kecil bagai menulis di atas batu, belajar di waktu tua, bagai menulis diatas air". Belajar agama itu memang sedari kecil sehingga besar sudah menjadi pakaian dan kebiasaan sehari-hari. Pendidikan agama itu dipaktekan, bukan sebatas pengetahuan umum. Itulah bagian dari pendidikan berkarakter yang berakhlak," cakapnya.
Ia yakin, tamatan Pondok Pesentren Ulul Albab akan berhasil dalam kariernya, baik sebagai pengusaha, pegawai, pemimpin wanita yang tangguh. Untuk itu, santri harus belajar sungguh-sungguh, jangan terlalu keseringan bersosial media, seperti facebook dan WhatsApp karena itu akan menghabiskan waktu.
"Berlajar dengan mempelajari buku-buku dan hal-hal praktek lainnya lebih tepat dan terarah guna meraih apa yang dicita-citakan, bukan berarti tidak melek informasi akan tetapi membatasi untuk hal -hal yang positif semata," ungkapnya.
Peringatan Milad ke-7 Pondok Pesantren Ulul Albab menampilkan pragmen berbahasa Arab dan berbahasa Inggris dengan mengisahkan cerita perjuangan Hj Rangkayo Rasuna Said dalam pengembangan pendidikan dan politik kaum wanita di Sumatera Barat.
Hadir pada kesempatan itu, Rektor Univesitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman, utusan Kanwil Kemenag Sumbar, Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan, pimpinan dan pengajar Ponpes Ulul Albab serta utusan para donatur baik dari dalam maupun luar negeri (timur tengah).
Menurut Nasrul Abit, saat ini banyak pejabat dan menteri kabinet kerja dari tamatan pondok pesantren, termasuk Rektor UIN Imam Bonjol dari pesantren Gontor. Ini menandakan sekolah umum dengan pondok pesantren telah sejajar, bahkan mungkin pendidikan umum kalah dalam pendidikan karakter.
"Kita senang walau di tempat terpencil dalam kawasan kebun sawit, lahan sekolah yang 5 (lima) hektar ini tentu butuh pengembangan dalam mendidik siswanya lebih banyak lagi di tahun-tahun mendatang. Perhatian Pemerintah Kabupaten Dhamasraya tentu sangat dibutuhkan baik dalam bantuan sosial pendidikan, selain bantuan kegiatan sosial sekolah lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak pembagian kewenangan, SMK dan SMA menjadi tanggungjawab provinsi, kondisi APBD Provinsi Sumatera Barat telah berubah, yang semula baik, kini menjadi terbatas. Ia mengatakan, pendidikan karakter yang dilandasi agama, tentunya akan berdampak kepada kepribadian yang baik.
"seperti kata pepatah yang mengajarkan kepada kita, "belajar di waktu kecil bagai menulis di atas batu, belajar di waktu tua, bagai menulis diatas air". Belajar agama itu memang sedari kecil sehingga besar sudah menjadi pakaian dan kebiasaan sehari-hari. Pendidikan agama itu dipaktekan, bukan sebatas pengetahuan umum. Itulah bagian dari pendidikan berkarakter yang berakhlak," cakapnya.
Ia yakin, tamatan Pondok Pesentren Ulul Albab akan berhasil dalam kariernya, baik sebagai pengusaha, pegawai, pemimpin wanita yang tangguh. Untuk itu, santri harus belajar sungguh-sungguh, jangan terlalu keseringan bersosial media, seperti facebook dan WhatsApp karena itu akan menghabiskan waktu.
"Berlajar dengan mempelajari buku-buku dan hal-hal praktek lainnya lebih tepat dan terarah guna meraih apa yang dicita-citakan, bukan berarti tidak melek informasi akan tetapi membatasi untuk hal -hal yang positif semata," ungkapnya.
Peringatan Milad ke-7 Pondok Pesantren Ulul Albab menampilkan pragmen berbahasa Arab dan berbahasa Inggris dengan mengisahkan cerita perjuangan Hj Rangkayo Rasuna Said dalam pengembangan pendidikan dan politik kaum wanita di Sumatera Barat.
(rel/rki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar