Baca Juga
SURABAYA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap motif ledakan
bom bunuh diri yang terjadi dalam 25 jam di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa
Timur. Menurut Kapolri dalam keterangan pers di Mapolda Jatim, Senin
(14/5), diduga ada pembalasan dari kelompok JAD karena pemimpinnya Aman
Abdurrahman yang harusnya keluar pada Agustus tahun lalu, tapi ditahan
lagi dalam kasus perencanaan, dan pendanaan kasus bom Thamrin di Jakarta
awal tahun 2016.
Kepemimpinan Aman kemudian dialihkan kepada Zaenal Anshori, tapi Zaenal beberapa minggu kemudian juga ditangkap oleh Mabes Polri dalam kaitan dengan pendanaan untuk memasukkan senjata api dari Filipina selatan ke Indonesia.
Karena itu, kata Kapolri, penyebab kerusuhan di rutan cabang Salemba kompleks Mako Brimob Jakarta bukan semata masalah makanan yang tidak boleh masuk dari keluarga, tapi juga karena ada dinamika internasional serta upaya melakukan pembalasan atas ditangkapnya pimpinan mereka.
“Motif lainnya juga karena adanya instruksi dari ISIS sentral karena mereka terdesak sehingga memerintahkan sel lainnya untuk bergerak,” ungkap Kapolri.
Kapolri juga membeberkan, pelaku bom bunuh diri di lima tempat di Jawa Timur terdiri dari tiga keluarga. Yakni, Dita dengan istri dan dua anak laki-laki dan dua anak perempuannya yang melakukan ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5). Dita merupakan pimpinan dari JAD sel Surabaya.
Kemudian pelaku bom di rusunawa Wonocolo Sidoarjo adalah Anton, istri dan anak pertamanya. Sedangkan pelaku bom di depan Mapolrestabes Surabaya juga terdiri dari satu keluarga, suami, istri dan tiga anak. Namun, satu anak yang masih kecil selamat karena terlempar. Untuk pelaku di Mapolrestabes Surabaya masih dilakukan pencocokan identifikasi.
Anton merupakan teman dekat Dita yang aktif berhubungan dan pernah berkunjung ke lapas napi terorisme tahun 2016. (rin/rki)
Kepemimpinan Aman kemudian dialihkan kepada Zaenal Anshori, tapi Zaenal beberapa minggu kemudian juga ditangkap oleh Mabes Polri dalam kaitan dengan pendanaan untuk memasukkan senjata api dari Filipina selatan ke Indonesia.
Karena itu, kata Kapolri, penyebab kerusuhan di rutan cabang Salemba kompleks Mako Brimob Jakarta bukan semata masalah makanan yang tidak boleh masuk dari keluarga, tapi juga karena ada dinamika internasional serta upaya melakukan pembalasan atas ditangkapnya pimpinan mereka.
“Motif lainnya juga karena adanya instruksi dari ISIS sentral karena mereka terdesak sehingga memerintahkan sel lainnya untuk bergerak,” ungkap Kapolri.
Kapolri juga membeberkan, pelaku bom bunuh diri di lima tempat di Jawa Timur terdiri dari tiga keluarga. Yakni, Dita dengan istri dan dua anak laki-laki dan dua anak perempuannya yang melakukan ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5). Dita merupakan pimpinan dari JAD sel Surabaya.
Kemudian pelaku bom di rusunawa Wonocolo Sidoarjo adalah Anton, istri dan anak pertamanya. Sedangkan pelaku bom di depan Mapolrestabes Surabaya juga terdiri dari satu keluarga, suami, istri dan tiga anak. Namun, satu anak yang masih kecil selamat karena terlempar. Untuk pelaku di Mapolrestabes Surabaya masih dilakukan pencocokan identifikasi.
Anton merupakan teman dekat Dita yang aktif berhubungan dan pernah berkunjung ke lapas napi terorisme tahun 2016. (rin/rki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar