Breaking

Senin, 07 Mei 2018

Launching Indonesian ST-Elavation Myocardial Infaction, Gubernur Irwan Imbau Masyarakat Kenali Gejala Serangan Jantung

Baca Juga

PADANG -- Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengimbau masyarakat untuk mengenal ciri-ciri terkena serangan jantung. Ajakan itu disampaikannya ketika launching Indonesian ST-Elavation Myocardial Infaction (iSTEMI) Cabang Sumbar di Hotel Mercure, Padang, Minggu, 6 Mei 2018.

""Kalau tiba-tiba bagian dada sakit atau nyeri, jangan hanya dikasih minyak angin, diurut-urut dan terus dibawa istirahat langsung, apalagi sudah sering merasakan nyeri atau sakit, segera periksa ke RS," ajaknya. 

Gubernur Irwan menyambut baik keberadaan Indonesian ST-Elavation Myocardial Infaction (iSTEMI) Cabang Sumbar. Ia mengatakan, keberadaan ISTEMI akan mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh serangan jantung.

Namun menurut dia, alangkah lebih baik untuk dapat mencegah serangan jantung tersebut. "Penyebab serangan jantung sebenarnya dapat diatasi dengan pola hidup yang sehat, seperti tidak merokok, jaga pola makan terutama yang mengandung kolesterol, olahraga dan istirahat cukup" ujarnya. 

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia wilayah Sumbar, Muhammad Fadil mengatakan, prevalansi penyakit jantung koroner (PJK) di Sumatera Barat pada tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan angka prevelansi PJK Nasional. 

"Sumbar berada diangka 0,6 persen, sedangkan angka nasional 0,5 persen," sebutnya.

Dari 19 Kabupaten/ Kota yang ada di Sumbar, Muhammad Fadil menjelaskan bahwa terdapat 2 daerah yang paling tinggi prevalansi PJK nya, yakni Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Agam.

"Prevalansi PJK di Kabupaten Pesisir Selatan 32,2 persen dan di Kabupaten Agam 32,6 persen. Kemudian juga ada 3 orang kepala daerah di Sumbar mengalami serangan jantung saat bertugas," jelasnya.

Kemudian dari data RSUP M. Djamil Padang selama 2017, tercatat sebanyak 881 kasus Sindrom Koroner Akut (SKA). 

"Dari 881 kasus SKA tersebut, terdapat 440 gejala Stemi, 170 gejala Nstemi dan 271 gejala UAP," terangnya. 

Kemudian menurut Muhammad Fadil, dari banyak kasus tersebut, maka iSTEMI akan diimplemantasikan di wilayah Sumbar dengan fokus mendirikan sebuah sistem tatalaksana dan rujukan RS yang menyeluruh untuk mendiagnosa SKA dan mentatalaksana pasien IMA-EST dengan reperfusi sesuai pedoman PERKI/ESC/ACC.

"Dengan titik beratnya adalah protokol operasional praktis, pelatihan dan penyediaan sarana untuk dokter dan perawat untuk mengenal IMA-EST dan melakukan terapi reperfusi sesuai dengan pedoman. Dan semua ini akan tidak akan bergerak tanpa dukungan dari pemerintah sendiri," ucapnya. 

Pada launching yang juga dihadiri oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman oleh Gubernur Sumbar dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.
 
(rel/rki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar