Baca Juga
RIYADH – Di tengah kabar kudeta dan pembunuhan terhadap dirinya yang dilansir beberapa media internasional, termasuk media-media Iran yang notabene musuh besar Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menggelar konferensi pers di kediaman akhir pekannya di Riyadh.
“Ana bi khair, alhamdulillah,” kata Putera Mahkota Saudi tersebut, disertai senyum khasnya. “Dan saya siap untuk terus memimpin reformasi Saudi sebagai negara modern yang terbuka dan demokratis.”
Pangeran Muhammad lalu menyatakan bahwa berita-berita terakhir tentang dirinya adalah sesuatu yang lucu.
“Saya memantau perkembangan tersebut sambil party di istana ini. Saya geli sendiri,” ujarnya, menoleh ke belakang.
Para pembantu setia yang berdiri di belakanganya memamerkan gigi. Salah satu dari mereka, penasihat utama Muhammad Al-Syaikh, seorang ahli ekonomi dan hukum lulusan Harvard yang pernah bekerja untuk Bank Dunia, menyodorkan selembar kertas kepada Sang Pangeran.
“Oh, berita kudeta itu belum seberapa,” lanjut Pangeran Muhammad, menerima uluran kertas dari Al-Syaikh, “surat inilah yang betul-betul menghibur saya, surat dari Muhrajin asal Indonesia.”
Pengeran kemudian membacakan isinya. Para pembantu setia tak lagi hanya memamerkan gigi, suara cekikikan mereka mulai terdengar. Para wartawan yang hadir pun tertawa, termasuk wartawan Al-Jazeera yang bahkan sampai terpingkal-pingkal.
Surat itu ditandatangani tiga orang yang disebut “para badut” (Al-muhrajin) oleh Sang Pangeran: Amien Rais, Farabuwu Subiyantu (Prabowo Subianto), dan Rizieq Shihab. Ketiganya meminta waktu untuk bertandang ke kantor Pangeran Muhammad, mumpung mereka sedang di Mekkah, karena ketiganya ingin mendirikan Kerajaan Indonesia yang berbaiat kepada Kerajaan Saudi. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, ketiganya mengajukan permintaan dolar yang bisa disisihkan Pangeran Muhammad seperempat saja dari keuangan Aramco.
Sang Pangeran tampak gembira sekali usai membacakan surat tersebut. Senyumnya lebar merekah.
“Saya dengar dari Muhammad Al-Syaikh, di Indonesia memang ada semacam tradisi dari organisasi-organisasi muslim untuk meminta uang kepada perusahan-perusahaan menjelang Idulfitri. Ternyata memang banyak sekali muhrajin di Indonesia,” kata Muhammad bin Salman.
“Tapi tiga muhrajin ini lumayan canggih, mereka tidak hanya minta uang untuk lebaran, mereka mengajukan proposal bikin Kerajaan Saudi cabang Indonesia.”
Hadirin tertawa, kecuali wartawan Mandhaninews asal Indonesia yang angkat tangan. Pangeran Muhammad mempersilakannya bicara.
“Jadi Anda mau menemui tiga politisi kami itu atau tidak?”
“Oh, mereka politisi ….” jawab Sang Pangeran. “Tidak sudi.”
(kri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar