Baca Juga
SIJUNJUNG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Prof. DR. H. Irwan Prayitno, Psi, M.
Sc., menyampaikan harapan agar Muhammadiyah dan organ-organnya terus
eksis dan jaya menyiarkan Islam serta mendukung dan membantu pemerintah
untuk membangun masyarakat.
“Mudah-mudahan Muhammadiyah selalu eksis dan jaya menyiarkan Islam dan membantu pemerintah,” harapnya saat memberi sambutan pada acara Silaturahmi Syawal 1439 H Muhammadiyah Sumbar di Gedung Pancasila Muaro Sijunjung, Kab. Sijunjung, Rabu, 11 Juli 2018.
Sebelum memanjatkan harapannya, Gubernur terlebih dahulu mengutarakan testimoninya tentang Muhammadiyah.
“Saya sampaikan ini sebagai motivasi dan pembajaran bagi Bapak/Ibu kader Muhammadiyah, maupun anggota organisasi-organisasi lain,” ujarnya.
Di mata Gubernur Irwan, Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang di dalamnya berhimpun kader-kader yang solid, loyal, pantang menyerah, dan yang paling utama, kompak. Ia mengaku terkesan dengan kader Muhammadiyah dan Aisyiyah yang tak kenal lelah bekerja siang-malam baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi masyarakat.
“Mengalahkan PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang setiap jalan keluar dari kantor digaji. Ini tanpa digaji. Luar biasa. Salut saya,” ungkapnya.
Karakter kader ini, sambung Gubernur, adalah sebab utama Muhammadiyah besar dan akan terus membesar.
“Karena kadernya setia. Tak pernah lelah berjuang,” sebutnya.
Namun kesetiaan bukan semata modal yang dimiliki kader Muhammadiyah. Gubernur juga menyebutkan bahwa kader Muhammadiyah adalah kader cerdas, berkualitas, di saat yang sama, pintar menempatkan diri dalam situasi apapun.
“Ini membuatnya terpakai di banyak tempat, menjadi menteri di berbagai rezim yang berbeda,” ulasnya.
Amal Usaha Muhammadiyah sendiri, menurut Gubernur, telah banyak membantu kerja pemerintah walau tak didukung dana hibah bansos dari pemerintah.
“Walau bansos dan hibah jarang, namun Muhammadiyah tetap mandiri. Dengan kemandirian Amal Usahanya telah membantu dan mendukung pemerinah banyak. Kami merasa terbantu,” ungkapnya.
Mengakhiri testimoninya, Gubernur menyebutkan, yang cukup berkesan baginya adalah kemampuan Muhammadiyah untuk memberi warna dan pengaruh di dunia politik. Dikatakannya, “Walau bukan partai politik, namun dalam politik punya pengaruh.“
Gubernur juga memberikan catatan khusus mengenai acara silaturahmi sendiri. Dikatakannya, penyelenggaraan acara Muhammadiyah yang terus berpindah antar Kabupaten/Kota di Sumbar dan tidak melulu di satu tempat tertentu merupakan cerminan bahwa kader Muhammadiyah tersebar di semua daerah.
“Tanda juga bahwa Muhammadiyah memang mengakar,” pungkasnya.
“Mudah-mudahan Muhammadiyah selalu eksis dan jaya menyiarkan Islam dan membantu pemerintah,” harapnya saat memberi sambutan pada acara Silaturahmi Syawal 1439 H Muhammadiyah Sumbar di Gedung Pancasila Muaro Sijunjung, Kab. Sijunjung, Rabu, 11 Juli 2018.
Sebelum memanjatkan harapannya, Gubernur terlebih dahulu mengutarakan testimoninya tentang Muhammadiyah.
“Saya sampaikan ini sebagai motivasi dan pembajaran bagi Bapak/Ibu kader Muhammadiyah, maupun anggota organisasi-organisasi lain,” ujarnya.
Di mata Gubernur Irwan, Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang di dalamnya berhimpun kader-kader yang solid, loyal, pantang menyerah, dan yang paling utama, kompak. Ia mengaku terkesan dengan kader Muhammadiyah dan Aisyiyah yang tak kenal lelah bekerja siang-malam baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi masyarakat.
“Mengalahkan PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang setiap jalan keluar dari kantor digaji. Ini tanpa digaji. Luar biasa. Salut saya,” ungkapnya.
Karakter kader ini, sambung Gubernur, adalah sebab utama Muhammadiyah besar dan akan terus membesar.
“Karena kadernya setia. Tak pernah lelah berjuang,” sebutnya.
Namun kesetiaan bukan semata modal yang dimiliki kader Muhammadiyah. Gubernur juga menyebutkan bahwa kader Muhammadiyah adalah kader cerdas, berkualitas, di saat yang sama, pintar menempatkan diri dalam situasi apapun.
“Ini membuatnya terpakai di banyak tempat, menjadi menteri di berbagai rezim yang berbeda,” ulasnya.
Amal Usaha Muhammadiyah sendiri, menurut Gubernur, telah banyak membantu kerja pemerintah walau tak didukung dana hibah bansos dari pemerintah.
“Walau bansos dan hibah jarang, namun Muhammadiyah tetap mandiri. Dengan kemandirian Amal Usahanya telah membantu dan mendukung pemerinah banyak. Kami merasa terbantu,” ungkapnya.
Mengakhiri testimoninya, Gubernur menyebutkan, yang cukup berkesan baginya adalah kemampuan Muhammadiyah untuk memberi warna dan pengaruh di dunia politik. Dikatakannya, “Walau bukan partai politik, namun dalam politik punya pengaruh.“
Gubernur juga memberikan catatan khusus mengenai acara silaturahmi sendiri. Dikatakannya, penyelenggaraan acara Muhammadiyah yang terus berpindah antar Kabupaten/Kota di Sumbar dan tidak melulu di satu tempat tertentu merupakan cerminan bahwa kader Muhammadiyah tersebar di semua daerah.
“Tanda juga bahwa Muhammadiyah memang mengakar,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama,
senada dengan Gubernur, Bupati Sijunjung Yuswir Abidin juga
menyampaikan bahwa pemerintahannya terbantu dengan eksistensi
Muhammadiyah.
“Peran Muhammadiyah, walaupun di sini redup-redup terang, namun di Sijunjung, perannya besar. Ada panti asuhan itu yang mengukirkan prestasi dan banyak lahi lainnya. Terima kasih,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muhti, mewakili Ketua Umum yang berhalangan hadir, dalam sambutannya mengajak kader Muhammadiyah menjadikan acara silaturahmi kali ini sebagai momentum untuk melanjutkan amal ibadah yang telah dilakukan sepanjang Ramadhan lalu.
“Mari kita senantiasa melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah kita tunaikan selama ramadhan. Tadarus jangan berhenti, ibadah malam jangan tinggalkan,” ajaknya.
Dalam konteks yang sama, Abdul Muhti juga mengajak seluruh kader dan undangan yang hadir untuk senantiasa menjaga kerukunan di tengah kekayaan budaya dan perbedaan yang ada di Indonesia.
“Ini penting dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Lebih penting lagi selama masa-masa politik ini,” imbuhnya.
Mengutip Quran Surat Hujurat ayat 13, Abdul Muhti menekankan bahwa perbedaan merupakan kehendak Allah. Tidak ada satu suku/raspun yang lebih baik dari yang lain di mata Allah kecuali yang paling bertaqwa.
Atas dasar itu, ia mengutarakan keberatannya terhadap slogan-slogan seperti “waspadai Asing dan Aseng” yang menurutnya bertentangan dengan kalimat “li ta’aarafuu” dari ayat yang tadi ia kutip.
“Saya tidak begitu suka dengan slogan waspadai asing dan aseng. Karena itu menyudutkan suku lain yang merupakan ciptaan Tuhan juga. Orang tidak bisa memilih lahir di suku mana. Mari kita jaga kerukunan,” pungkasnya.
Acara Silaturahmi Syawal 1439 H Muhammadiyah Sumbar ini dihadiri oleh Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy, Wakil Ketua DPRD Sumbar Guspardi Gaus, Kader Muhammadiyah Pusat Darul Siska, Ketua Aisyiyah Sumbar Meiliarni Rusli, dan Forkopimda.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim menyebutkan, Kab. Sijunjung ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan Silaturahmi Muhammadiyah Sumbar tahun ini karena geliat Muhammadiyah di sana yang dikatakannya dalam tanda petik, redup-redup terang.
“Mengapa Sijunjung? Ya karena redup-redup terang,” jelasnya.
Untuk menyemangati kembali, Shofwan Karim mengatakan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sijunjung telah merencanakan akan membangun Pusat Dakwah. Untuk itu, akan dilakukan pembebasan lahan seluas kurang lebih 1,1 hektare di mana 9000 m2 dari lahan tersebut dihibahkan oleh pemilik lahan, sementara sisanya akan dibeli oleh PDM.
“Saya sudah garisbawahi laporan yang dibilang PDM Sijunjung. Wajibkan semua kader minimal 10 ribu rupiah,” ujarnya memberikan arahan pada kader guna menghimpun dana untuk biaya pembebasan tanah seharga 100rb/meter2 itu.
Shofwan Karim juga meminta kader Muhammadiyah Sijunjung untuk berjalan berdampingan dan membantu pemerintah, bukan sebaliknya; membuat jarak dan menentang. Hal ini ia sampaikan karena ia mendapat kabar bahwa Kader setempat memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan pemerintah.
“Ado yang baganyih karena belum direspon oleh pemda. Saya saja berkali2 mengontak Kepala Daerah, saya jalin silaturahmi terus-menerus. Jadi, kepada kader, saya minta jangan pasif. Jangan berjarak dengan pemerintah,” pungkasnya.
“Peran Muhammadiyah, walaupun di sini redup-redup terang, namun di Sijunjung, perannya besar. Ada panti asuhan itu yang mengukirkan prestasi dan banyak lahi lainnya. Terima kasih,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muhti, mewakili Ketua Umum yang berhalangan hadir, dalam sambutannya mengajak kader Muhammadiyah menjadikan acara silaturahmi kali ini sebagai momentum untuk melanjutkan amal ibadah yang telah dilakukan sepanjang Ramadhan lalu.
“Mari kita senantiasa melanjutkan dan meningkatkan apa yang telah kita tunaikan selama ramadhan. Tadarus jangan berhenti, ibadah malam jangan tinggalkan,” ajaknya.
Dalam konteks yang sama, Abdul Muhti juga mengajak seluruh kader dan undangan yang hadir untuk senantiasa menjaga kerukunan di tengah kekayaan budaya dan perbedaan yang ada di Indonesia.
“Ini penting dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Lebih penting lagi selama masa-masa politik ini,” imbuhnya.
Mengutip Quran Surat Hujurat ayat 13, Abdul Muhti menekankan bahwa perbedaan merupakan kehendak Allah. Tidak ada satu suku/raspun yang lebih baik dari yang lain di mata Allah kecuali yang paling bertaqwa.
Atas dasar itu, ia mengutarakan keberatannya terhadap slogan-slogan seperti “waspadai Asing dan Aseng” yang menurutnya bertentangan dengan kalimat “li ta’aarafuu” dari ayat yang tadi ia kutip.
“Saya tidak begitu suka dengan slogan waspadai asing dan aseng. Karena itu menyudutkan suku lain yang merupakan ciptaan Tuhan juga. Orang tidak bisa memilih lahir di suku mana. Mari kita jaga kerukunan,” pungkasnya.
Acara Silaturahmi Syawal 1439 H Muhammadiyah Sumbar ini dihadiri oleh Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy, Wakil Ketua DPRD Sumbar Guspardi Gaus, Kader Muhammadiyah Pusat Darul Siska, Ketua Aisyiyah Sumbar Meiliarni Rusli, dan Forkopimda.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar Shofwan Karim menyebutkan, Kab. Sijunjung ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan Silaturahmi Muhammadiyah Sumbar tahun ini karena geliat Muhammadiyah di sana yang dikatakannya dalam tanda petik, redup-redup terang.
“Mengapa Sijunjung? Ya karena redup-redup terang,” jelasnya.
Untuk menyemangati kembali, Shofwan Karim mengatakan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sijunjung telah merencanakan akan membangun Pusat Dakwah. Untuk itu, akan dilakukan pembebasan lahan seluas kurang lebih 1,1 hektare di mana 9000 m2 dari lahan tersebut dihibahkan oleh pemilik lahan, sementara sisanya akan dibeli oleh PDM.
“Saya sudah garisbawahi laporan yang dibilang PDM Sijunjung. Wajibkan semua kader minimal 10 ribu rupiah,” ujarnya memberikan arahan pada kader guna menghimpun dana untuk biaya pembebasan tanah seharga 100rb/meter2 itu.
Shofwan Karim juga meminta kader Muhammadiyah Sijunjung untuk berjalan berdampingan dan membantu pemerintah, bukan sebaliknya; membuat jarak dan menentang. Hal ini ia sampaikan karena ia mendapat kabar bahwa Kader setempat memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan pemerintah.
“Ado yang baganyih karena belum direspon oleh pemda. Saya saja berkali2 mengontak Kepala Daerah, saya jalin silaturahmi terus-menerus. Jadi, kepada kader, saya minta jangan pasif. Jangan berjarak dengan pemerintah,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar