Baca Juga
PESSEL
– Malewakan Penghulu dalam adat Minangkabau merupakan budaya yang
sakral. Namun, sumpah yang dibebankan sangat berat, yakni dikutuk
Alqur’an 30 juz, ‘ka ateh indak ba pucuak, ka bawah indak baurek, di
tangah-tangah digiriak kumbang’.
Mengingat beratnya beban sumpah datuk, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengusulkan agar sumpah datuk tersebut diperbaiki. Karena, sebagaimana manusia biasa, datuk pastinya juga memiliki kekurangan. Apalagi bagi orang-orang politik, tentu itu akan menjadi siksaan tersendiri jika lalai menjalankan amanah.
Dikatakan, politik yang begitu luas dan besar kadang bisa membuat seseorang abai dan lupa akan sumpah datuk itu. Tak ada manusia yang sempurna,, karena itu mungkin kalimat dikutuk Alqur’an 30 juz dapat diganti dengan bahasa yang lebih baik dengan tidak memberatkan tanpa mengurangi maksud dan tujuan dari tanggungjawab seorang penghulu datuk, baik kepada kemenakan dan kampung halamannya.
“Kita menyadari tantangan dan dinamika perkembangan kemajuan zaman peran dan fungsi seorang penghulu datuk amatlah besar. Namun, seiring itu pula karena seorang datuk ada diluar dari kampung dan kelompok sukunya, ini mungkin yang menyebabkan penghulu datuk tidak berjalan dengan baik dan ada yang diabaikan kemenakannya,” kata Nasrul Abit saat acara melewakan gala Drs. Ali Amran Abas Datuak Rajo Nan Endah Suku Kampai Jorong Gunuang Tangah Rawang Kenagarian Gunung Malelo Surantiah Kecamatan Sutera Kabupaten Pessel, kemarin.
Hadir dalam kesempatan itu Anggota DPR RI, Asli Chaidir, Darizal Basir, Ketua DPRD Kabupaten Pessel, Ditjen Haji Kementerian Agama Republik Indonesia, Ketua LKAAM Sumbar, Camat, Walinagari se Kecamatan Sutera, Ketua Kerapatah Adat Nagari (KAN) Surantih, para penghulu Surantih, dan tokoh masyarakat Sutera Pesisir Selatan.
Wagub Nasrul Abit lebih lanjut menyampaikan, mesti ada juga datuak panungkek yang tinggal di kampung secara langsung, yang cerdas dan bijaksana. Keterwakilan penghulu datuk dengan ada datuak penungkek ini yang mesti menjadi dinamika kemajuan kampung halaman dan anak kemenakan. Walau sosok penghulu datuk tak lepas dari tanggungjawab, mesti pulang juga secara rutin melihat apa-apa perkembangan yang terjadi setiap saatnya, terang Nasrul Abit Dt. Malintang Panai.
Wagub Nasrul Abit, juga menyebutkan, Rajo Endah maknanya adalah “enak dipandang”. Itu juga mengisyaratkan bagaimana pembangunan kampung halaman itu enak dipandang, baik pembangunan infrastrukturnya, budi pekertinya masyarakat dan generasi mudanya.
Dalam menyikapi kondisi perubahan global saat ini, Wagub mengungkapkan data tentang penyalahgunaan narkoba baik secara provinsi maupun untuk Kabupaten Pesisir Selatan. Jika semua ninik mamak mau ikut serta memperbaiki semua ini untuk kebaikan masa datang, mari kita duduk bersama membahas dan mencari jalan keluar yang baik mengatasi semua ini.
Ninik mamak mesti berperan mengajak kembali anak kemenakannya untuk mau belajar adat dan istiadat budaya sendiri. Berbahasa dengan dialek masing-masing daerah perlu kita kembangkan, jika tidak bahasa chas kampung kita akan hilang dengan sendirinya. Ini tentu akan merisaukan kita dalam menumbuhkan kepercayaan dan kelestarian budaya dan adat kita, ujar Nasrul Abit.
Sementara, Ketua LKAAM Pessel juga menyampaikan saat ini tidak ada lagi kemenakan yang takut sama ninik mamaknya. Kondisi itu bertolak belakang bagaimana upaya bersama sama kita memajukan pembangunan kampung halaman. Memperbaiki semuanya butuh kekompak ninik mamak dalam memberikan kontribusi memajukan pembangunan di nagari masing-masing, ujarnya.
Drs. H. Ali Amran Abbas, MM, Dt Rajo Nan Endah menyatakan syukurnya banyak tokoh yang hadir dalam acara palewaan gala yang penuh skakral budaya dalam suku kampai di nagari Surantih.
Sementara, Ketua KAN mengatakan, peranan Ninik Mamak Ali Amran Abbas dalam membangunan anak nagari yang saat ini tantangan global.
ABSSBK, gelar pusako yang dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Ali Amran Abbas diharapkan akan membawa angin segar dalam memajukan pembangunan nagari dan Kerapatan Adat Nagari.
Yusman SPd. Ketua panitia, memilih penguhulu, dari ketek lah tampak, dimana sosok Ali Amran Abba memiliki, 3 (tiga) Pilar kepriabadaan Drs. H. Ali Amran Abbas, MM mengerti dengan agama, paham dengan adat dan mengerti struktur pemerintah .
Mengingat beratnya beban sumpah datuk, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengusulkan agar sumpah datuk tersebut diperbaiki. Karena, sebagaimana manusia biasa, datuk pastinya juga memiliki kekurangan. Apalagi bagi orang-orang politik, tentu itu akan menjadi siksaan tersendiri jika lalai menjalankan amanah.
Dikatakan, politik yang begitu luas dan besar kadang bisa membuat seseorang abai dan lupa akan sumpah datuk itu. Tak ada manusia yang sempurna,, karena itu mungkin kalimat dikutuk Alqur’an 30 juz dapat diganti dengan bahasa yang lebih baik dengan tidak memberatkan tanpa mengurangi maksud dan tujuan dari tanggungjawab seorang penghulu datuk, baik kepada kemenakan dan kampung halamannya.
“Kita menyadari tantangan dan dinamika perkembangan kemajuan zaman peran dan fungsi seorang penghulu datuk amatlah besar. Namun, seiring itu pula karena seorang datuk ada diluar dari kampung dan kelompok sukunya, ini mungkin yang menyebabkan penghulu datuk tidak berjalan dengan baik dan ada yang diabaikan kemenakannya,” kata Nasrul Abit saat acara melewakan gala Drs. Ali Amran Abas Datuak Rajo Nan Endah Suku Kampai Jorong Gunuang Tangah Rawang Kenagarian Gunung Malelo Surantiah Kecamatan Sutera Kabupaten Pessel, kemarin.
Hadir dalam kesempatan itu Anggota DPR RI, Asli Chaidir, Darizal Basir, Ketua DPRD Kabupaten Pessel, Ditjen Haji Kementerian Agama Republik Indonesia, Ketua LKAAM Sumbar, Camat, Walinagari se Kecamatan Sutera, Ketua Kerapatah Adat Nagari (KAN) Surantih, para penghulu Surantih, dan tokoh masyarakat Sutera Pesisir Selatan.
Wagub Nasrul Abit lebih lanjut menyampaikan, mesti ada juga datuak panungkek yang tinggal di kampung secara langsung, yang cerdas dan bijaksana. Keterwakilan penghulu datuk dengan ada datuak penungkek ini yang mesti menjadi dinamika kemajuan kampung halaman dan anak kemenakan. Walau sosok penghulu datuk tak lepas dari tanggungjawab, mesti pulang juga secara rutin melihat apa-apa perkembangan yang terjadi setiap saatnya, terang Nasrul Abit Dt. Malintang Panai.
Wagub Nasrul Abit, juga menyebutkan, Rajo Endah maknanya adalah “enak dipandang”. Itu juga mengisyaratkan bagaimana pembangunan kampung halaman itu enak dipandang, baik pembangunan infrastrukturnya, budi pekertinya masyarakat dan generasi mudanya.
Dalam menyikapi kondisi perubahan global saat ini, Wagub mengungkapkan data tentang penyalahgunaan narkoba baik secara provinsi maupun untuk Kabupaten Pesisir Selatan. Jika semua ninik mamak mau ikut serta memperbaiki semua ini untuk kebaikan masa datang, mari kita duduk bersama membahas dan mencari jalan keluar yang baik mengatasi semua ini.
Ninik mamak mesti berperan mengajak kembali anak kemenakannya untuk mau belajar adat dan istiadat budaya sendiri. Berbahasa dengan dialek masing-masing daerah perlu kita kembangkan, jika tidak bahasa chas kampung kita akan hilang dengan sendirinya. Ini tentu akan merisaukan kita dalam menumbuhkan kepercayaan dan kelestarian budaya dan adat kita, ujar Nasrul Abit.
Sementara, Ketua LKAAM Pessel juga menyampaikan saat ini tidak ada lagi kemenakan yang takut sama ninik mamaknya. Kondisi itu bertolak belakang bagaimana upaya bersama sama kita memajukan pembangunan kampung halaman. Memperbaiki semuanya butuh kekompak ninik mamak dalam memberikan kontribusi memajukan pembangunan di nagari masing-masing, ujarnya.
Drs. H. Ali Amran Abbas, MM, Dt Rajo Nan Endah menyatakan syukurnya banyak tokoh yang hadir dalam acara palewaan gala yang penuh skakral budaya dalam suku kampai di nagari Surantih.
Sementara, Ketua KAN mengatakan, peranan Ninik Mamak Ali Amran Abbas dalam membangunan anak nagari yang saat ini tantangan global.
ABSSBK, gelar pusako yang dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Ali Amran Abbas diharapkan akan membawa angin segar dalam memajukan pembangunan nagari dan Kerapatan Adat Nagari.
Yusman SPd. Ketua panitia, memilih penguhulu, dari ketek lah tampak, dimana sosok Ali Amran Abba memiliki, 3 (tiga) Pilar kepriabadaan Drs. H. Ali Amran Abbas, MM mengerti dengan agama, paham dengan adat dan mengerti struktur pemerintah .
Saat
ini Ali Amran Agustin ini masih Kepala UPT asrama haji dan embarkasi
haji Padang Sumatera Barat. Batagak panghulu membangun nagari
tertinggal.
(rin/rki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar