Baca Juga
PALU – Distribusi randang menjadi heboh di media sosial. Terkait hal
itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit yang saat ini sedang
berada di Palu, Sulawesi Tengah mengatakan, jumlah 1,8 ton randang
memang tidak akan pernah cukup untuk semua masyarakat Sulteng yang
tertimpa bencana gempa.
Namun, bagi masyarakat yang berkeinginan makanan randang, tentu meminta di posko utama seperti yang disampaikan Gubernur Sulteng Longki Djanggola.
“Kita tahu bantuan randang ini oleh kebijakan pemerintah Sulteng dibagikan di dapur umum, posko utama rumah jabatan gubernur dan dapur umum Dinas Sosial Provonsi Sulteng. Jika ada masyarakat Sumbar yang berkeinginan mengirimkan bantuan randang, kami akan bantu mengirimkan kembali ke Sulteng ini, karena begitu heboh di medsos,” ujar Nasrul Abit.
Nasrul Abit sendiri yang melakukan peninjauan ke beberapa titik bencana di Palu, Balarao, Petabo dan Jembatan Kuning Pantai Talise, menyempatkan membagikan beberapa rendang yang ada di mobilnya saat masuk ke posko pengungsi. Hal itu membuat pengungsi yang menerima sangat senang.
“Terima kasih terlama-lama kami menerima makanan enak randang ini pak, sementara di FB dan whatsaap grup sudah heboh. Merindukan enaknya makanan randang dari Sumbar yang kata banyak orang enak dan gurih,” ujar salah seorang pengungsi berteriak senang.
Wagub juga menyaksikan kedahsyatan gempa disertai likuifaksi di Petobo dan Balaroa yang membuat satu komplek warganya hilang tertimbum bersama rumahnya yang bergeser sampai 400 meter.
“Ini pelajaran yang berharga bagi kita. Dari kesedihan masyarakat Balaroa dan Petobo Sulteng ini sistem penanggulangan dan sosialisasi kepada masyarakat di Sumatera Barat mesti kita ulang-ulang agar masyarakat kita bisa siap juga menghadapinya, sehingga bisa meminimalisir korban jiwa,” himbaunya.
Nasrul Abit juga menyampaikan rasa duka yang mendalam, semoga masyarakat Palu, Sigi dan Donggala Sulteng dapat tabah dan sabar menerima cobaan berat itu. “Bagi masyarakat yang masih hidup ikhlaslah saudara-saudaranya yang telah meninggal dan hilang, agar dapat kembali bangkit menjalani hidup lebih baik lagi dimasa-masa yang akan datang,” pesannya.
(rel/rki)
Namun, bagi masyarakat yang berkeinginan makanan randang, tentu meminta di posko utama seperti yang disampaikan Gubernur Sulteng Longki Djanggola.
“Kita tahu bantuan randang ini oleh kebijakan pemerintah Sulteng dibagikan di dapur umum, posko utama rumah jabatan gubernur dan dapur umum Dinas Sosial Provonsi Sulteng. Jika ada masyarakat Sumbar yang berkeinginan mengirimkan bantuan randang, kami akan bantu mengirimkan kembali ke Sulteng ini, karena begitu heboh di medsos,” ujar Nasrul Abit.
Nasrul Abit sendiri yang melakukan peninjauan ke beberapa titik bencana di Palu, Balarao, Petabo dan Jembatan Kuning Pantai Talise, menyempatkan membagikan beberapa rendang yang ada di mobilnya saat masuk ke posko pengungsi. Hal itu membuat pengungsi yang menerima sangat senang.
“Terima kasih terlama-lama kami menerima makanan enak randang ini pak, sementara di FB dan whatsaap grup sudah heboh. Merindukan enaknya makanan randang dari Sumbar yang kata banyak orang enak dan gurih,” ujar salah seorang pengungsi berteriak senang.
Wagub juga menyaksikan kedahsyatan gempa disertai likuifaksi di Petobo dan Balaroa yang membuat satu komplek warganya hilang tertimbum bersama rumahnya yang bergeser sampai 400 meter.
“Ini pelajaran yang berharga bagi kita. Dari kesedihan masyarakat Balaroa dan Petobo Sulteng ini sistem penanggulangan dan sosialisasi kepada masyarakat di Sumatera Barat mesti kita ulang-ulang agar masyarakat kita bisa siap juga menghadapinya, sehingga bisa meminimalisir korban jiwa,” himbaunya.
Nasrul Abit juga menyampaikan rasa duka yang mendalam, semoga masyarakat Palu, Sigi dan Donggala Sulteng dapat tabah dan sabar menerima cobaan berat itu. “Bagi masyarakat yang masih hidup ikhlaslah saudara-saudaranya yang telah meninggal dan hilang, agar dapat kembali bangkit menjalani hidup lebih baik lagi dimasa-masa yang akan datang,” pesannya.
(rel/rki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar