Baca Juga
JAMAL KHASHOGGI, seorang wartawan Arab Saudi terkemuka yang hilang setelah memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul. Pria berusia 59 tahun itu diduga telah dibunuh, meskipun Arab menyatakan bahwa tuduhan ini "benar-benar salah dan tidak berdasar".
Khashoggi telah tinggal di pengasingan di Washington Amerika Serikat (AS) selama lebih dari 1 tahun. Ia menulis kolom untuk The Washington Post di mana Ia mengkritik secara teratur atas tindakan keras Arab terhadap perbedaan pendapat, perangnya di Yaman dan sanksi yang dijatuhkan kepada Qatar.
2 Oktober - Masuk konsulat
Khasoggi memasuki konsulat Arab di Turki untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya Hatice Cengiz yang menunggu diluar ruangan. Cengiz memegang 2 ponsel Khashoggi, Namun Ia tidak muncul kembali setelah 2 jam masuk ke ruangan. Kemudian Cengiz menelepon polisi Turki untuk menyampaikan kekhawatiran tentang keamanan rekannya. Rekaman CCTV yang diambil pada pukul 17.35 waktu setempat menunjukkan dia mondar-mandir di luar konsulat dan berbicara di teleponnya.
4 Oktober - Penyangkalan
Khashoggi menghilang "setelah Ia menginggalkan konsulat". Ini pertama kali Arab angkat bicara.
5 Oktober - Tidak ada di dalam Konsulat
Pangeran mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan Khashoggi tidak ada di dalam konsulat.
13 Oktober 2018 - Kemarahan
"Kebohongan dan tuduhan tak berdasar" menteri dalam negeri Saudi menolak tuduhan tersebut.
20 Oktober 2018 - Perkelahian
"Diskusi menyebabkan keributan dan perkelahian menyebabkan kematiannya," kata jaksa agung Saudi.
20 Oktober 2018 - Tercekik
Bukan pertengkaran, "mati karena tercekik selama perselisihan fisik", kata seorang kepala think thank yang pro-Saudi.
21 Oktober 2018 - Menutupi
Itu dilakukan oleh individu "di luar lingkup otoritas mereka" Ada "upaya untuk mencoba untuk menutupi" "Kami tidak mengetahui di mana tubuhnya" kata menteri luar negeri Saudi Adel al-Jubeir.
23 Oktober 2018 - Tidak akan terulang
Menteri luar negeri Saudi Adel berjanji penyelidikan yang "menyeluruh dan lengkap" untuk memastikan sesuatu seperti ini akan "tidak pernah terjadi lagi."
24 Oktober - Repulsif
Pangeran putra mahkota Saudi, MBS, mengatakan "Ini adalah insiden menjijikkan dan tidak ada yang bisa membenarkannya."
25 Oktober - Kejahatan Terencana
"Informasi dari pihak berwenang Turki menunjukkan bahwa tindakan tersangka ... telah direncanakan sebelumnya", kata jaksa penuntut umum Arab Saudi.
27 Oktober - Tanpa Ekstradisi
Menteri luar negeri Saudi menegaskan para tersangka tidak akan diekstradisi ke Turki, tetapi akan dituntut di Arab Saudi.
Butuh lebih dari 2 minggu bagi Arab Saudi untuk mengetahui bahwa Jamal Khashoggi di bunuh di kantor kedutaan mereka di Istanbul pada 2 Oktober.
11 November - Rekaman CIA AS
Badan Intelejen Amerika Serikat (Central Intelligence Agency/CIA) menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi, MBS, memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.
Kesimpulan tersebut sekaligus meyangkal penjelasan dari pemerintah Arab Saudi yang mengklaim sang pangeran tidak terlibat dalam pembunuhan jurnalis Washington Post itu di Kedutaan Besar Saudi, Istanbul bulan lalu.
Berdasarkan pernyataan resmi CIA secara eksklusif kepada Washington Post (The Post), bukti kuat yang didapatkan CIA memang berpotensi merusak hubungan antara Saudi dan AS yang sudah terjalin sejak lama sebagai sekutu dekat.
Setelah melakukan pemeriksaan, terungkap bahwa ada pembicaraan antara saudara pangeran yang juga Duta Besar Saudi untuk AS, Khalid bin Salman dengan Khashoggi, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (17/11/2018).
Meski demikian, kesimpulan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik apakah Khalid mengetahui bahwa Khashoggi akan dibunuh. Namun, dia justru menelpon MBS, menurut orang-orang yang mengetahui panggilan tersebut.
Fatimah Baeshen, Juru Bicara Kedutaan Saudi di Washington pun membantah bahwa kedutaan dan Khashoggi melakukan pembicaraan yang membahas apapun yang berkaitan dengan kepergiaan ke Turki.
Bahkan, dia menyebut klaim yang diutarakan oleh CIA adalah salah. "Kami telah dan terus mendengar berbagai teori tanpa melihat dasar yang jelas dari spekulasi ini."
Kesimpulan CIA terkait dengan keterlibatan pangeran Saudi didasarkan pada penilaian terhadap MBS sebagai pempimpin yang paling berkuasa di Saudi, bahkan untuk urusan sekecil apapun.
"Posisi yang diterima adalah bahwa tidak mungkin [pembunuhan Khashoggi] terjadi tanpa dia [MBS] sadar atau terlibat," kata seorang pejabat AS merespons laporan CIA.
CIA melihat MBS sebagai seorang teknokrat yang cukup baik, tetapi juga sebagai orang yang mudah berubah dan arogan. "Seseorang yang berubah dari nol menjadi 60," jelas pejabat negeri Paman Sam itu.
Analis CIA bahkan percaya, MBS memiliki pegangan yang kuat pada kekuasaan yang ada sekarang, dan tidak dihadapkan pada situasi sulit sebagai seorang pewaris tahta kerajaan meskipun terkena skandal pembunuhan Khashoggi.
"Dia kemungkinan akan bertahan hidup," kata pejabat CIA tersebut, sekaligus menambahkan bahwa peran MBS sebagai raja Arab Saudi di masa depan akan diterima begitu saja. Juru Bicara CIA pun menolak berkomentar terkait dengan pernyataan pejabat CIA itu.
(gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar