Breaking

Senin, 10 Desember 2018

Stafsus Presiden Duga Ada Aktor Intelektual di Balik Serangan KKB

Baca Juga

Stafsus Presiden Duga Ada Aktor Intelektual di Balik Serangan KKB
BIJAKNEWS.COM -- Staf Khusus Presiden Bidang Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya menduga ada aktor intelektual di balik serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) yang menewaskan para pakerja Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua. Siapa aktor itu?

Lenis mengatakan, peristiwa penembakan terhadap 19 pekerja Trans Papua yang dilakukan KKB pimpinan Egianua Kogoya itu dirasa janggal. Sejak Jokowi menjabat Presiden RI, baru kali ini terjadi hal seperti itu.

"Kejadian kemarin itu sangat berbeda sekali semenjak kepemimpinan Pak Jokowi. Baru ini terjadi yang separah ini. Padahal tahun-tahun kemarin enggak terjadi apa-apa. Saya di lapangan kok," kata Lenis saat ditemui wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin, 10 Desember 2018.

Dia mengatakan, dirinya baru saja 'pulang kampung' dan mendatangi salah satu distrik di Papua pada 27-28 November 2018. Dia mendatangi distrik yang disebut warga sebagai zona merah, alias berbahaya dari sisi keamanan, namun aksi brutal KKB itu tidak terjadi di sana.

"Mereka bilang di sana 'merah'. Padahal di sana saya ke sana bakar batu. Bukan terjadi di situ, malah terjadinya di Nduga. Menyeberang gunung lagi. Jadi ini harus dicek," katanya.

Lenis juga menegaskan, yang bisa mengungkap persoalan tersebut hanya kepolisian. Dia menduga ada peredaran senjata di pegunungan kawasan Papua.

"Yang mampu mengungkap persoalan ini hanya kepolisian. Ada peredaran senjata di gunung. Harus kontrol itu. Siapa yang menyuplai?" katanya.

Lenis kemudian menjelaskan maksud dugaannya itu. Dia mengatakan kejadian brutal itu tidak bisa berdiri sendiri.

"Mulai tahun 2014, sejak Jokowi ke Papua, sampai 2017, setiap Desember, tidak pernah ada insiden di Papua. Tidak ada pengibaran bendera kah, semua tenang. Yang sempat terjadi di Paniai pada saat Natal, itu konsepnya kan beda. Enggak bisa dikaitkan dengan OPM. Enggak bisa. Itu kan konsepnya antara masyarakat dengan kepolisian," katanya.

"Tapi kejadian kemarin itu enggak pernah terjadi. Makanya saya curiga, siapa yang bermain ini?" tambahnya.

Untuk itu, dia minta pihak Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) mengecek betul kasus ini dengan jeli.

"Ini lingkaran apa? Ini bukan peristiwa yang berdiri sendiri-sendiri. Talinya tidak terputus. Makanya kepolisian, BIN, dicek baik-baik persoalan ini," katanya.

Namun, Lenis menegaskan dirinya tak mau menuduh pihak manapun. Dia menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada Polri.

"Saya sih belum bisa mengatakan nuduh orang ya. Yang bisa menjelaskan itu pihak kepolisian. Kalau saya dengar dari Papua, ada beberapa korban lari, yang hidup, coba wartawan tanya dia baikbaik, latar belakang orang yang ikut bunuh itu siapa-siapa saja. Dari mana saja? Itu bisa jadi pintu masuk. Itulah diungkap dulu. Supaya kita tahu semua," katanya.

"Sekarang saya minta, bukan cuma soal perlawanan terhadap kelompok ini, tapi kita kembalikan ke Polisi. Tugas polisi adalah mengecek, pertama distribusi senjata itu dari mana? Itu pertama. Kedua. di belakang mereka itu siapa? Saya minta agar persoalan ini selesai, pihak kepolisian tahu, di Wamena pernah ada yang ditangkap pendistribusi logistik (untuk kelompok bersenjata). Coba ditelusuri dari situ," tuturnya. 

(Sumber: detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar