Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Tidak kurang dari 113 kepala suku berpengaruh di Provinsi Papua Barat, dalam waktu dekat akan menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istrana Negara di Jakarta. Maksud kedatangan ingin bersilaturahmi sekaligus memberi apresiasi atas keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi dalam membangun Tanah Papua.
Selain 113 kepala suku, juga akan ikut sejumah pejabat daerah. Mereka di antaranya lima bupati dan satu wali kota berserta wakilnya dari Papua Barat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan. Juga tokoh agama, akademisi, ketua DPRD dari lima kabupaten dan satu wali kota di Papua Barat. Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, merupakan tokoh di Papua Barat yang mendorong pentingnya pertemuan dengan Presiden Jokowi terkait upaya percepatan pembangunan di Tanah Papua tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Tim Sorong Raya Rakyat Bersatu untuk Nusantara (Soraya Ratu Santun) Eduard Yumame, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.
Eduard Yumame mewakili Ketua Soraya Ratu Santun, Yosafat Kambu menjelaskan, ke-113 kepala suku datang dengan inisiatif sendiri dan atas tanggungan atau biaya masing-masing.
"Ini adalah rombongan kepala suku terbesar dalam sejarah yang datang menemui Presiden RI untuk bersilaturahmi. Sebelumnya belum ada rombongan kepala suku dari Papua yang datang dalam jumlah besar seperti ini," kata Eduard Yumame.
Dijelaskan, kedatangan ke-113 kepala suku untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas keberhasilan membangun Tanah Papua, dalam hal ini Provinsi Papua Barat dan Papua melalui program Nawacita.
Program terbesar Nawacita Jokowi di Papua dan Papua Barat adalah membangun jalan Trans Papua yang telah membuka keterisolasian masyarakat selama ini, sehingga program ini begitu fenomenal dan telah menimbulkan kekaguman rakyat Indonesia.
Jalan Trans Papua telah membuka daerah-daera terisolasi di pedalaman Papua maupun Papua Barat yang selama ini sulit dijangkau karena belum tersedianya sarana jalan.
Namun dengan adanya jalan Trans Papua yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi, maka hubungan antarkedua provinsi hingga ke kabupaten, distrik, dan ke kampung-kampung kini terbuka lebar.
"Ini adalah langkah spektakuler Joko Widodo yang belum tertandingi oleh siapapun khususnya dalam kemauan keras membangun Tanah Papua," katanya.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, jalan Trans Papua yang berhasil dibangun dalam periode tiga tahun 2015-2018 mencapai 908,8 km. Terdiri dari 760,57 km di Provinsi Papua dan 147,23 km di Provisi Papua Barat.
Saat ini jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat yang sudah selesai dibangun mencapai 1.071 km dari rencana 153,62 km.
Jalan Trans Papua, kata Eduard, menjadi dasar utama untuk akselerasi ekonomi, sosial, dan kebudayaan dalam kerangka pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat Papua untuk waktu yang mungkin tidak akan lama lagi setelah seluruh jalan Trans Papua terbangun.
Tidak hanya itu saja yang membuat 113 kepala suku datang bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo. Masih ada kelebihan lainnya. Di antaranya adalah kucuran dana desa.
Dana desa, ungkap Eduard, orang Papua Barat menyebutkan sebagai bantuan yang membebaskan masyarakat Papua Barat dari kemiskinan. Karena itu dana desa ini orang menyebutkannya sebagai Dana Jokowi. Maksudnya atas kebijakannya membuat orang-orang kampung di desa-desa terbebaskan dari himpitan isolasi kemiskinan.
Selain itu, kelebihan Presiden Joko Widodo adalah dia telah mengunjungi Papua sebanyak sembilan kali melebihi dari semua presiden Indonesia lainnya.
Jokowi juga disebut Eduard tidak membedakan orang Papua dengan dirinya.
"Presiden Jokowi begitu merasa seperti orang Papua sendiri. Inilah nlai kelebihan dari Joko Widodo. Dia tidak membedakan anak Papua yang hitam dan anak Indonesia lainnya berkulit agak putih. Terima kasih Joko Widodo," kata Eduard.
Setelah silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo, rombongan kepala suku bersama masyaraat Papua lainnya akan melakukan deklarasi untuk kemenangan Joko Widodo – Ma’aruf Amin dalam Pilpres 17 April 2019 yang akan datang.
Deklarasi itu akan digelar di Tugu Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng Jakarta Pusat.
(Source: BeritaSatu.com)
Selain 113 kepala suku, juga akan ikut sejumah pejabat daerah. Mereka di antaranya lima bupati dan satu wali kota berserta wakilnya dari Papua Barat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan. Juga tokoh agama, akademisi, ketua DPRD dari lima kabupaten dan satu wali kota di Papua Barat. Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, merupakan tokoh di Papua Barat yang mendorong pentingnya pertemuan dengan Presiden Jokowi terkait upaya percepatan pembangunan di Tanah Papua tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Tim Sorong Raya Rakyat Bersatu untuk Nusantara (Soraya Ratu Santun) Eduard Yumame, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.
Eduard Yumame mewakili Ketua Soraya Ratu Santun, Yosafat Kambu menjelaskan, ke-113 kepala suku datang dengan inisiatif sendiri dan atas tanggungan atau biaya masing-masing.
"Ini adalah rombongan kepala suku terbesar dalam sejarah yang datang menemui Presiden RI untuk bersilaturahmi. Sebelumnya belum ada rombongan kepala suku dari Papua yang datang dalam jumlah besar seperti ini," kata Eduard Yumame.
Dijelaskan, kedatangan ke-113 kepala suku untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas keberhasilan membangun Tanah Papua, dalam hal ini Provinsi Papua Barat dan Papua melalui program Nawacita.
Program terbesar Nawacita Jokowi di Papua dan Papua Barat adalah membangun jalan Trans Papua yang telah membuka keterisolasian masyarakat selama ini, sehingga program ini begitu fenomenal dan telah menimbulkan kekaguman rakyat Indonesia.
Jalan Trans Papua telah membuka daerah-daera terisolasi di pedalaman Papua maupun Papua Barat yang selama ini sulit dijangkau karena belum tersedianya sarana jalan.
Namun dengan adanya jalan Trans Papua yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi, maka hubungan antarkedua provinsi hingga ke kabupaten, distrik, dan ke kampung-kampung kini terbuka lebar.
"Ini adalah langkah spektakuler Joko Widodo yang belum tertandingi oleh siapapun khususnya dalam kemauan keras membangun Tanah Papua," katanya.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, jalan Trans Papua yang berhasil dibangun dalam periode tiga tahun 2015-2018 mencapai 908,8 km. Terdiri dari 760,57 km di Provinsi Papua dan 147,23 km di Provisi Papua Barat.
Saat ini jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat yang sudah selesai dibangun mencapai 1.071 km dari rencana 153,62 km.
Jalan Trans Papua, kata Eduard, menjadi dasar utama untuk akselerasi ekonomi, sosial, dan kebudayaan dalam kerangka pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat Papua untuk waktu yang mungkin tidak akan lama lagi setelah seluruh jalan Trans Papua terbangun.
Tidak hanya itu saja yang membuat 113 kepala suku datang bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo. Masih ada kelebihan lainnya. Di antaranya adalah kucuran dana desa.
Dana desa, ungkap Eduard, orang Papua Barat menyebutkan sebagai bantuan yang membebaskan masyarakat Papua Barat dari kemiskinan. Karena itu dana desa ini orang menyebutkannya sebagai Dana Jokowi. Maksudnya atas kebijakannya membuat orang-orang kampung di desa-desa terbebaskan dari himpitan isolasi kemiskinan.
Selain itu, kelebihan Presiden Joko Widodo adalah dia telah mengunjungi Papua sebanyak sembilan kali melebihi dari semua presiden Indonesia lainnya.
Jokowi juga disebut Eduard tidak membedakan orang Papua dengan dirinya.
"Presiden Jokowi begitu merasa seperti orang Papua sendiri. Inilah nlai kelebihan dari Joko Widodo. Dia tidak membedakan anak Papua yang hitam dan anak Indonesia lainnya berkulit agak putih. Terima kasih Joko Widodo," kata Eduard.
Setelah silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo, rombongan kepala suku bersama masyaraat Papua lainnya akan melakukan deklarasi untuk kemenangan Joko Widodo – Ma’aruf Amin dalam Pilpres 17 April 2019 yang akan datang.
Deklarasi itu akan digelar di Tugu Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng Jakarta Pusat.
(Source: BeritaSatu.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar