Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai kampanye dengan joget dan membagikan sembako sudah tidak relevan lagi.
"Kalau setiap pilkada, setiap pemilu, kampanye hanya goyang-goyang atau joget dan bagi-bagi sembako sudah basi. Setelah joget dan bagi sembako, yah sudah selesai," ujar Grace saat menyapa peserta Kelas Solidaritas di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu, 26 Januari 2019.
Grace mengatakan PSI meninggal gaya kampanye seperti itu. Apalagi, kata dia, membagi-bagi sembako bisa melanggar aturan kampanye sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU tentang Kampanye dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Karena itu, daripada membagi-bagi sembako, kami lebih baik membagi ilmu dan keterampilan sehingga ada manfaat jangka panjangnya bagi masyarakat," ungkap dia.
Di Lamongan, sebagai tempat pertama Solidarity Tour Jawa Timur, PSI menggelar tiga kelas solidaritas, yakni kelas hijab, digital marketing dan make up.
Grace mengatakan Kelas Solidaritas PSI merupakan kampanye yang efektif dibandingkan membagi sembako atau menggunakan alat peraga seperti baliho dan spanduk. Pasalnya, dengan Kelas Solidaritas, masyarakat akan diasah pengetahuan dan keterampilannya.
"Contohnya kelas make up. Kalau lihat di internet atau media sosial, profesi untuk me-make up sudah menjadi profesi yang disukai karena bisa mendapatkan gaji yang lumayan besar, apalagi kalau make up artis dan waktunya lebih fleksibel. Jadi, kita mengasah keterampilan mereka dengan menghadirkan orang-orang yang ahli dalam bidang," terang dia.
Di hadapan para peserta Kelas Solidaritas, Grace juga menyampaikan inti perjuangan PSI. Salah satunya, kata Grace, PSI menolak poligami.
"Ini bukan persoalan suka atau tidak suka dengan poligami, tetapi kita melihat dampak sosial dari poligami di mana perempuan dan anak selalu menjadi korban dari poligami. Karena itu, kita tegas menolak poligami untuk memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan," tegas dia.
Selain itu, Grace juga menyebutkan komitmen PSI dalam memperjuangkan dan memberi ruang kepada anak-anak muda. Kelas Solidaritas, kata dia merupakan salah satu bukti nyata kepedulian PSI terhadap tumbuh kembang potensi anak muda.
"Nah, melalui Kelas Solidaritas kami ingin mendorong anak muda terus berkreasi dan memaksimalkan potensi mereka khususnya di tengah persaingan era digital. Misalnya, melalui kelas digital marketing untuk membuka peluang bagi anak muda mengembangkan potensinya di eral digital," pungkas dia.
Salah satu peserta Kelas Hijab, Ica menilai kegiatan yang dilakukan PSI sangat bermanfaat. Dia mengaku, partai yang melakukan kegiatan seperti ini hanya PSI.
"Kelas ini bagus, bisa mengembang keterampilan kita dan membantu kalau suatu saat kita buka usaha hijab," ungkap Ica.
Sebagaimana diketahui, Kelas Solidaritas merupakan salah satu kegiatan PSI di Lamongan dalam rangka menjalankan Solidarity Tour Jawa Timur yang akan berlangsung dari 26 Januari - 1 Februari 2019.
Selama satu minggu, PSI dijadwalkan mengunjungi enam kota, yaitu Lamongan, Madiun, Malang, Jember, Sidoarjo, dan Pamekasan. Dalam safarinya tersebut, PSI menggunakan sebuah bis yang telah didesain secara khusus sehingga sangat mudah dikenali oleh masyarakat.
(Source: BeritaSatu.com)
"Kalau setiap pilkada, setiap pemilu, kampanye hanya goyang-goyang atau joget dan bagi-bagi sembako sudah basi. Setelah joget dan bagi sembako, yah sudah selesai," ujar Grace saat menyapa peserta Kelas Solidaritas di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu, 26 Januari 2019.
Grace mengatakan PSI meninggal gaya kampanye seperti itu. Apalagi, kata dia, membagi-bagi sembako bisa melanggar aturan kampanye sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU tentang Kampanye dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Karena itu, daripada membagi-bagi sembako, kami lebih baik membagi ilmu dan keterampilan sehingga ada manfaat jangka panjangnya bagi masyarakat," ungkap dia.
Di Lamongan, sebagai tempat pertama Solidarity Tour Jawa Timur, PSI menggelar tiga kelas solidaritas, yakni kelas hijab, digital marketing dan make up.
Grace mengatakan Kelas Solidaritas PSI merupakan kampanye yang efektif dibandingkan membagi sembako atau menggunakan alat peraga seperti baliho dan spanduk. Pasalnya, dengan Kelas Solidaritas, masyarakat akan diasah pengetahuan dan keterampilannya.
"Contohnya kelas make up. Kalau lihat di internet atau media sosial, profesi untuk me-make up sudah menjadi profesi yang disukai karena bisa mendapatkan gaji yang lumayan besar, apalagi kalau make up artis dan waktunya lebih fleksibel. Jadi, kita mengasah keterampilan mereka dengan menghadirkan orang-orang yang ahli dalam bidang," terang dia.
Di hadapan para peserta Kelas Solidaritas, Grace juga menyampaikan inti perjuangan PSI. Salah satunya, kata Grace, PSI menolak poligami.
"Ini bukan persoalan suka atau tidak suka dengan poligami, tetapi kita melihat dampak sosial dari poligami di mana perempuan dan anak selalu menjadi korban dari poligami. Karena itu, kita tegas menolak poligami untuk memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan," tegas dia.
Selain itu, Grace juga menyebutkan komitmen PSI dalam memperjuangkan dan memberi ruang kepada anak-anak muda. Kelas Solidaritas, kata dia merupakan salah satu bukti nyata kepedulian PSI terhadap tumbuh kembang potensi anak muda.
"Nah, melalui Kelas Solidaritas kami ingin mendorong anak muda terus berkreasi dan memaksimalkan potensi mereka khususnya di tengah persaingan era digital. Misalnya, melalui kelas digital marketing untuk membuka peluang bagi anak muda mengembangkan potensinya di eral digital," pungkas dia.
Salah satu peserta Kelas Hijab, Ica menilai kegiatan yang dilakukan PSI sangat bermanfaat. Dia mengaku, partai yang melakukan kegiatan seperti ini hanya PSI.
"Kelas ini bagus, bisa mengembang keterampilan kita dan membantu kalau suatu saat kita buka usaha hijab," ungkap Ica.
Sebagaimana diketahui, Kelas Solidaritas merupakan salah satu kegiatan PSI di Lamongan dalam rangka menjalankan Solidarity Tour Jawa Timur yang akan berlangsung dari 26 Januari - 1 Februari 2019.
Selama satu minggu, PSI dijadwalkan mengunjungi enam kota, yaitu Lamongan, Madiun, Malang, Jember, Sidoarjo, dan Pamekasan. Dalam safarinya tersebut, PSI menggunakan sebuah bis yang telah didesain secara khusus sehingga sangat mudah dikenali oleh masyarakat.
(Source: BeritaSatu.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar