Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Mantan sekretaris BUMN, Said Didu, mengkritik proyek mobil Esemka yang didengungkan Presiden Joko Widodo itu fiktif alias 'bohong'. Hanura heran dengan ulah Said Didu itu.
"Mengherankan kalau Said Didu, yang bukan lain adalah mantan sekretaris BUMN dan staf khusus Menteri ESDM era Sudirman Said itu, ujug-ujug ngoceh dan ngomel soal mobil Esemka padahal dia sangat terobsesi terhadap mobil Esemka akibat dipecat dari jabatan-nya sebagai Komisaris PT. Bukit Asam Tbk," ujar Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir, kepada wartawan, Rabu, 24 Januari 2019.
Inas menilai kritik yang dilontarkan Said Didu itu dilatarbelakangi rasa sakit hati lantaran dipecat dari jabatannya sebagai komisaris di PT Bumi Asam Tbk. Hal itulah yang kemudian membuat Said Didu menebarkan kebohongan soal mobil Esemka.
"'Sakitnya Tuh di sini' begitulah judul lagu yang didendangkan oleh Cita Citata yang mungkin juga didendangkan oleh Said Didu didalam benaknya sambil menunjuk ke hatinya sendiri akibat pemecatan-nya dari PTBA yang bisa jadi juga satu-satunya mata pencaharian-nya selama ini," tuturnya.
"Saking sakit-nya perasaan Said Didu, membuat dia memprodiksi hoax tentang Esemka yang dia sebut sebagai proyek mobil nasional (Mobnas)-nya Jokowi, padahal pada saat Esemka diperkenalkan pada tahun 2012, Jokowi belum menjadi Presiden Indonesia, melainkan Wali Kota Solo yang tidak punya kewenangan untuk membuat kebijakan mobil nasional," imbuh Inas.
Sebelumnya, Said Didu mengkritik mobil Esemka buatan yang digaungkan Jokowi hanya karangan belaka atau 'bohong'. Said mengatakan hal itu karena sampai saat ini tidak terlihat wujud dari mobil Esemka tersebut. Lalu, menurutnya, Indonesia juga belum memiliki landasan dasar untuk membuat mobil, seperti logam dan desain.
Inas pun menegaskan mobil yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012 lalu itu bukan fiktif. Dia kemudian mengingatkan bagaimana Jokowi bisa memperkenalkan mobil Esemka. Saat itu, Jokowi yang menjabat sebagai Walikota Solo mengetahui ada mobil hasil rakitan siswa SMK Negeri 1 Solo, yang patut diapresiasi dan didukung oleh pemerintah.
"Seorang pemilik bengkel mobil bernama Sukiyat yang juga pengajar di SMK Negri 1 Solo, dimana pada saat itu memperoleh kiriman 1 unit mobil contoh yang belum dirakit dari PT. Solo Manufaktur Kreasi, yang kemudian digunakan sebagai bahan praktikum siswa-siswa SMK Negri 1 Solo. Hasil karya siswa-siswa SMK Negri 1 Solo ini didengar oleh Walikota Solo yang pada saat itu dijabat oleh Pak Jokowi, lalu sebagai kepala daerah yang peduli dan sadar akan tugas-nya, maka pak Jokowi memberikan dukungan agar mobil Esemka tersebut dapat diproduksi secara komersial," papar Inas.
"Pada saat itu banyak kalangan yang antusias dan mendukung perakitan mobil Esemka karya siswa-siswa SMK Negri 1 Solo tersebut, dimana salah satunya adalah Rizal Ramli, tapi ndilalahnya setelah kegagalan uji emisi tahun 2012, semua pada balik badan meninggalkan Pak Jokowi sendirian, lalu Said Didu saat itu kemana aja? Kok mingkem?" imbuh dia.
(Source: detik.com)
"Mengherankan kalau Said Didu, yang bukan lain adalah mantan sekretaris BUMN dan staf khusus Menteri ESDM era Sudirman Said itu, ujug-ujug ngoceh dan ngomel soal mobil Esemka padahal dia sangat terobsesi terhadap mobil Esemka akibat dipecat dari jabatan-nya sebagai Komisaris PT. Bukit Asam Tbk," ujar Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir, kepada wartawan, Rabu, 24 Januari 2019.
Inas menilai kritik yang dilontarkan Said Didu itu dilatarbelakangi rasa sakit hati lantaran dipecat dari jabatannya sebagai komisaris di PT Bumi Asam Tbk. Hal itulah yang kemudian membuat Said Didu menebarkan kebohongan soal mobil Esemka.
"'Sakitnya Tuh di sini' begitulah judul lagu yang didendangkan oleh Cita Citata yang mungkin juga didendangkan oleh Said Didu didalam benaknya sambil menunjuk ke hatinya sendiri akibat pemecatan-nya dari PTBA yang bisa jadi juga satu-satunya mata pencaharian-nya selama ini," tuturnya.
"Saking sakit-nya perasaan Said Didu, membuat dia memprodiksi hoax tentang Esemka yang dia sebut sebagai proyek mobil nasional (Mobnas)-nya Jokowi, padahal pada saat Esemka diperkenalkan pada tahun 2012, Jokowi belum menjadi Presiden Indonesia, melainkan Wali Kota Solo yang tidak punya kewenangan untuk membuat kebijakan mobil nasional," imbuh Inas.
Sebelumnya, Said Didu mengkritik mobil Esemka buatan yang digaungkan Jokowi hanya karangan belaka atau 'bohong'. Said mengatakan hal itu karena sampai saat ini tidak terlihat wujud dari mobil Esemka tersebut. Lalu, menurutnya, Indonesia juga belum memiliki landasan dasar untuk membuat mobil, seperti logam dan desain.
Inas pun menegaskan mobil yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012 lalu itu bukan fiktif. Dia kemudian mengingatkan bagaimana Jokowi bisa memperkenalkan mobil Esemka. Saat itu, Jokowi yang menjabat sebagai Walikota Solo mengetahui ada mobil hasil rakitan siswa SMK Negeri 1 Solo, yang patut diapresiasi dan didukung oleh pemerintah.
"Seorang pemilik bengkel mobil bernama Sukiyat yang juga pengajar di SMK Negri 1 Solo, dimana pada saat itu memperoleh kiriman 1 unit mobil contoh yang belum dirakit dari PT. Solo Manufaktur Kreasi, yang kemudian digunakan sebagai bahan praktikum siswa-siswa SMK Negri 1 Solo. Hasil karya siswa-siswa SMK Negri 1 Solo ini didengar oleh Walikota Solo yang pada saat itu dijabat oleh Pak Jokowi, lalu sebagai kepala daerah yang peduli dan sadar akan tugas-nya, maka pak Jokowi memberikan dukungan agar mobil Esemka tersebut dapat diproduksi secara komersial," papar Inas.
"Pada saat itu banyak kalangan yang antusias dan mendukung perakitan mobil Esemka karya siswa-siswa SMK Negri 1 Solo tersebut, dimana salah satunya adalah Rizal Ramli, tapi ndilalahnya setelah kegagalan uji emisi tahun 2012, semua pada balik badan meninggalkan Pak Jokowi sendirian, lalu Said Didu saat itu kemana aja? Kok mingkem?" imbuh dia.
(Source: detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar