Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jawa Timur telah menyelesaikan rangkaian silaturahmi dengan menggelar pertemuan tertutup dengan 25 kiai sepuh atau dikenal dengan istilah kiai khos, Rabu malam, 23 Januari 2019.
Pertemuan itu menghasilkan kesimpulan untuk mendukung 'all out' atau penuh pasangan nomor satu Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Hasil kesimpulan dibacakan oleh perwakilan dan pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Ngasinan Kediri, KH Anwar Iskandar.
"Kita bertemu untuk buat kesepakatan. Pertama kami kiai-kiai Jawa Timur dan tentu pasti warga Nahdlatul Ulama satu kata, satu kalimat, satu barisan dalam pilpres akan datang suara kita untuk Kiai Ma'ruf," kata Anwar usai pertemuan yang digelar di Surabaya, Jawa Timur.
Iskandar yang juga Wakil Rais Suriyah PWNU Jawa Timur menyatakan, pertemuan tadi juga merumuskan strategi pemenangan dan optimalisasi jaringan warga nahdliyin di seluruh Indonesia.
Jawa Timur sebagai kantong suara terbesar dan juga basis NU, harus mampu menggerakkan alumni dan pesantren untuk mendukung pasangan petahana.
"Dan karena pesantren kan punya jaringan besar alumni di mana-mana, paling penting di Jawa Timur. Target 70 persen," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, yang menarik adalah kehadiran pimpinan tertinggi atau Rais Am PBNU KH Miftachul Akhyar. Meski secara kelembagaan NU menyatakan netral, namun kata Miftah dukungan kepada Ma'ruf atas rasa penghormatan kepada kader terbaiknya.
Diketahui, Kiai Miftah adalah pengganti Ma'ruf di Rais Am yang memilih mundur karena akan berlaga di Pemilu 2019 mendampingi calon Presiden Jokowi.
"Jangan sampai Beliau gagal. Itu artikan sendiri. NU itu kan sistem komando. Jadi komando PBNU harus diikuti semua tataran, semua lapisan, tingkatan dari jajaran PB sampai anak ranting," kata dia.
Saat menyampaikan keterangan pers, terlihat Ma'ruf duduk bersamaan dengan KH Miftachul Akhyar dan pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH Anwar Manshur.
Hadir juga para kiai sepuh seperti KH Zainuddin Djazuli, KH Anwar Iskandar, KH Fuad Mun'im Jazuli, KH Abdullah Kafabih, KH Ali Masyhuri, KH Idris Hamid, KH Nuruddin, KH A Muqsit Idris, KH Ja'far Yusuf dan KH Abdul Matin.
Selain itu ada pula KH Syafi'uddin Wahid, KH A Salam, KH Abd A'la, KH Mutawakkil Alallah, KH Ubaidillah Faqih, LH Ahmad Fahrur Rozi, KH Abdulhadi, KH Syamli Muqsith, KH Fuad, dan KH Ramdlan Siraj.
(Source: viva.co.id)
Pertemuan itu menghasilkan kesimpulan untuk mendukung 'all out' atau penuh pasangan nomor satu Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Hasil kesimpulan dibacakan oleh perwakilan dan pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Ngasinan Kediri, KH Anwar Iskandar.
"Kita bertemu untuk buat kesepakatan. Pertama kami kiai-kiai Jawa Timur dan tentu pasti warga Nahdlatul Ulama satu kata, satu kalimat, satu barisan dalam pilpres akan datang suara kita untuk Kiai Ma'ruf," kata Anwar usai pertemuan yang digelar di Surabaya, Jawa Timur.
Iskandar yang juga Wakil Rais Suriyah PWNU Jawa Timur menyatakan, pertemuan tadi juga merumuskan strategi pemenangan dan optimalisasi jaringan warga nahdliyin di seluruh Indonesia.
Jawa Timur sebagai kantong suara terbesar dan juga basis NU, harus mampu menggerakkan alumni dan pesantren untuk mendukung pasangan petahana.
"Dan karena pesantren kan punya jaringan besar alumni di mana-mana, paling penting di Jawa Timur. Target 70 persen," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, yang menarik adalah kehadiran pimpinan tertinggi atau Rais Am PBNU KH Miftachul Akhyar. Meski secara kelembagaan NU menyatakan netral, namun kata Miftah dukungan kepada Ma'ruf atas rasa penghormatan kepada kader terbaiknya.
Diketahui, Kiai Miftah adalah pengganti Ma'ruf di Rais Am yang memilih mundur karena akan berlaga di Pemilu 2019 mendampingi calon Presiden Jokowi.
"Jangan sampai Beliau gagal. Itu artikan sendiri. NU itu kan sistem komando. Jadi komando PBNU harus diikuti semua tataran, semua lapisan, tingkatan dari jajaran PB sampai anak ranting," kata dia.
Saat menyampaikan keterangan pers, terlihat Ma'ruf duduk bersamaan dengan KH Miftachul Akhyar dan pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH Anwar Manshur.
Hadir juga para kiai sepuh seperti KH Zainuddin Djazuli, KH Anwar Iskandar, KH Fuad Mun'im Jazuli, KH Abdullah Kafabih, KH Ali Masyhuri, KH Idris Hamid, KH Nuruddin, KH A Muqsit Idris, KH Ja'far Yusuf dan KH Abdul Matin.
Selain itu ada pula KH Syafi'uddin Wahid, KH A Salam, KH Abd A'la, KH Mutawakkil Alallah, KH Ubaidillah Faqih, LH Ahmad Fahrur Rozi, KH Abdulhadi, KH Syamli Muqsith, KH Fuad, dan KH Ramdlan Siraj.
(Source: viva.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar