Baca Juga
JAKARTA, BijakNews.com -- Mantan Deputi Pemberantasan BNN Benny Mamoto angkat bicara mengenai kasus Andi Arief. Menurutnya, istilah korban narkoba lebih tepat diterapkan pada anak-anak, sedangkan istilah korban terhadap orang dewasa dinilai tak tepat karena dianggap sudah bisa menentukan keputusannya sendiri.
"Istilah korban lebih tepat disematkan pada anak-anak seperti ini. Kalau orang dewasa dengan pengetahuannya, penalarannya, sudah tahu tentang dampak narkoba, maka semua kembali pilihannya ada pada dia. Di sinilah kuncinya, yaitu ukuran etika dan moralnya. Mau pilih rusak karena narkoba atau tidak. Mau mengorbankan keluarganya atau tidak. Jadi tidak perlu menyalahkan pihak lain karena itu pilihan dia," uja Benny melalui pesan pendek kepada detikcom, Rabu, 6 Maret 2019.
Sementara itu, terkait anak-anak yang menjadi korban narkoba, Benny mengimbau agar keluarga melakukan pengawasan ketat agar tidak terjerumus. Benny mengatakan narkoba adalah permasalahan dan tanggung jawab semua pihak yang bisa dicegah dimulai di level keluarga.
"Kalau setiap keluarga mampu membina anak-anaknya agar kebal terhadap pengaruh narkoba, maka kontribusinya sangat signifikan dalam menekan pasar narkoba. Kita perlu menjaga dan melindungi anak-anak kita yang sering kali dijebak, diperdaya, ditipu, dipaksa oleh pengedar narkoba sehingga mereka jadi korban," tutur Benny.
Sebelumnya, Waketum Gerindra Arief Poyuono membeberkan alasan mengenai alasan Jokowi perlu disalahkan terkait penangkapan Andi Arief. Dia kemudian membeberkan mengenai rendahnya pengungkapan penyelundupan narkoba oleh aparat penegak hukum di Indonesia. Menurut dia, Indonesia menjadi sasaran dari penyelundupan jaringan narkoba internasional.
"Dari survei BNN, keberhasilan aparat penegak hukum mengungkap penyelundupan narkoba 'baru sekitar 10 persen'. Artinya, 90 persen yang beredar dan dikonsumsi jutaan masyarakat Indonesia yang jadi korban narkoba, nah ini bentuk kegagalan Joko Widodo dalam pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia," ujar Pouyono.
Poyuono menyebut Andi Arief sebagai korban dari peredaran narkoba. Bagi Poyuono, banyak pihak yang tidak sadar akan kegagalan pemerintah dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
"Maka korban dari peredaran narkoba yang kayak model Andi Arief hingga berjumlah jutaan. Nah kok kami bilang Andi Arief korban kegagalan Joko Widodo dalam hal pemberantasan peredaran narkoba, banyak yang tim sana enggak nyampe pikirannya ya, di mana pengguna narkoba yang korban peredaran narkoba disebabkan oleh gagalnya pemerintah," imbuh dia.
"Nah itulah pemberantasan narkoba itu dalam sebuah negara merupakan tanggung jawab seorang presiden dalam melindungi warga negara dari kerusakan kerusakan jiwa dan mental akibat narkoba," sambung Pouyono.
(Source: detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar