JAKARTA, BijakNews.com -- Elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno selisih 14,6% dari Jokowi-Ma'ruf Amin versi survei Polmark Indonesia. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menilai hal itu menunjukkan tanda kekalahan sang petahana.
"Tanda kekalahan petahana," ujar juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid, kepada wartawan, Kamis, 14 Maret 2019.
Baca Juga
- AHY: Mengabaikan Perubahan Iklim, Berarti Mengabaikan Generasi Muda dan Anak Cucu Kita
- MK Putuskan Sistem Pemilu Tetap Terbuka, AHY: Wujud Keadilan yang Memihak Kedewasaan Demokrasi
- Gelar Rapat Pleno, AHY Sampaikan 2 Agenda Penting Mengenai Pilpres dan Pileg 2024
- Buka Bimtek Fraksi Demokrat, AHY: Menangkan Pileg 2024
Sodik mengatakan, untuk petahana, elektabilitas masih bertengger di angka sekitar 40% tidaklah aman. Apalagi, undecided voters mencapai 33,8%.
"Angka 40% dimana masih ada 35 % yang masih belum menentukan pilihan adalah tanda tanda petahana harus menyerahkan kursi presiden pasca pemilu. Bandingkan dengan petahana sebelumnya seperti SBY," katanya.
Sebelumnya, elektabilias Jokowi-Amin di 73 Dapil adalah 40,4 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga adalah 25,8 persen.
Survei yang dilakukan PolMark Indonesia bekerjasama dengan DPP Partai Amanat Nasional digelar di 73 Dapil dari 80 dapil seluruh Indonesia untuk tingkat pemilihan DPR RI. Survei ini dilakukan dari bulan Oktober 2018-Februari 2019 dengan jumlah responden 440 di masing masing 72 dapil dengan margin of error plus-minus 4,8 persen dan 880 responden di 1 dapil dengan margin of error plus-minus 3,4 persen.
Pengambilan sampel survei ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan selang kepercayaan 95 persen.
(Source: detik.com)
"Angka 40% dimana masih ada 35 % yang masih belum menentukan pilihan adalah tanda tanda petahana harus menyerahkan kursi presiden pasca pemilu. Bandingkan dengan petahana sebelumnya seperti SBY," katanya.
Sebelumnya, elektabilias Jokowi-Amin di 73 Dapil adalah 40,4 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga adalah 25,8 persen.
Survei yang dilakukan PolMark Indonesia bekerjasama dengan DPP Partai Amanat Nasional digelar di 73 Dapil dari 80 dapil seluruh Indonesia untuk tingkat pemilihan DPR RI. Survei ini dilakukan dari bulan Oktober 2018-Februari 2019 dengan jumlah responden 440 di masing masing 72 dapil dengan margin of error plus-minus 4,8 persen dan 880 responden di 1 dapil dengan margin of error plus-minus 3,4 persen.
Pengambilan sampel survei ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan selang kepercayaan 95 persen.
(Source: detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar