Breaking

Rabu, 24 April 2019

Berdalih Diretas, BPN Tak Mau Beberkan Hasil Penghitungan Suara Internal

Baca Juga

Berdalih Diretas, BPN Tak Mau Beberkan Hasil Penghitungan Suara Internal

JAKARTA, BijakNews.com -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi sampai saat ini tak bersedia membeberkan hasil penghitungan suara internal karena mengaku berkali-kali diretas. 

Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi, Fadli Zon mengungkapkan alasan mengapa pihaknya belum melansir hasil penghitungan suara Pilpres yang dilakukan internal. "Semua itu karena masalah keamanan, " kata Fadli Zon, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Fadli berpendapat, jika BPN membuka penghitungan suara di internal kubu pasangan calon (paslon) presiden-wapres nomor urut 02 maka pusat penghitungan datanya berpotensi diretas atau diserang hacker.

Serangan itu, kata Fadli, terjadi berkali-kali. Namun, ketika ditanya kapan dan sudah berapa kali ada upaya peretasan, Fadli enggan menjelaskan secara detail. Begitu pun terkait besaran persentase kemenangan, Fadli tak mau berkomentar.

"Begitu Anda kasih tahu di mana langsung itu di-hack, langsung itu diretas. Itu terjadi berkali-kali," ungkapnya.

Seperti diberitakan, kubu paslon 02 tidak mempercayai hasil quick count  Pilpres 2019 sejumlah lembaga survei yang menyebutkan kemenangan paslon nomor urut 01. Bahkan, Prabowo Subianto mendeklarasikan kemenangan dirinya berdasarkan hasil survei internal timnya tak lama setelah pencoblosan usai. Rabu, 17 April 2019 sore, Prabowo dalam jumpa pers menyebutkan  bahwa hasil exit poll di 5.000 TPS menunjukkan kemenangan kubu Prabowo-Sandi  55,4 persen, dan hasil quick count menang 52,2 persen.

Beberapa jam setelah jumpa pers pertamanya, Prabowo kembali menggelar jumpa pers dan menyatakan  persentase suara kemenangannya bertambah menjadi 62 persen berdasarkan hasil real count yang dilakukan tim internal BPN Prabowo-Sandi.

Tidak sampai di situ, pada Jumat, 19 April 2019 Prabowo menuding lembaga-lembaga survei yang merilis quick count Pilpres 2019 sebagai pihak yang berbohong kepada rakyat.

Hal sebaliknya diunkapkan capres petahana  Jokowi yang mempercayai hasil quick count. Jokowi menyatakan hasil quick count 12 lembaga survei mengunggulkan dirinya bersama Ma'ruf Amin dengan perolehan 54,5 persen suara dibanding  Prabowo-Sandi yang mendapatkan  45,5 persen.

Jokowi dalam jumpa pers di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 18 April 2019, menambahkan quick count itu ilmiah dengan akurasi 99 persen. Hasilnya hampir sama dengan real count.  Selain itu, hitung cepat bukan pertama kali dilakukan pada Pemilu 2019 sekarang.

Meskipun menang berdasarkan quick count, Jokowi meminta para pendukung tetap bersabar menunggu penghitungan KPU.

Pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin membuka diri dengan menundang pers untuk melihat dapur pendataan internal kubu 01. Namun demikian kubu 02 tak kunjung membuka diri terkait proses penghitungan internalnya agar bisa diadu dengan data dari kubu lawan, data yang masuk ke KPU, maupun data lembaga survei.

Direktur Materi Debat BPN  Prabowo-Sandi, Sudirman Said menyatakan pihaknya siap membuka data dan metode mengenai real count atau penghitungan internal Pemilu Presiden 2019. Namun di mana tempat penghitungan suara itu pun masih simpang siur.

Fadli Zon berdalih masalah keamanan menjadi alasan BPN selalu memindahkan pusat penghitungan internalnya. Sehingga pusat penghitungan pemilu milik BPN selalu berpindah tempat.

"Ada, ada di beberapa tempat. Di Kertanegara ada, di Ragunan (DPP Gerindra) ada pengumpulan-pengumpulan C1 dan bukti-bukti. Nantilah dalam waktu yang kami anggap tepat, kami akan umumkan, " kata Fadli.

(Source: BeritaSatu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar