Baca Juga
JAKARTA, BijakNews.com -- Tokoh NU yang juga dosen tetap di fakultas hukum di universitas di Australia, Nadirsyah Hosen ikut mengomentari hasil survei PPPP (Precision Public Policy Polling) dan Polling & Research yang memenangkan Prabowo Subianto.
Ra’is Syuriah Pengurus Cabang Istimewa NU Australia itu meragukan dua lembaga survei tersebut. Sebab, PPPP dan Polling & Research tidak memiliki website resmi.
Selain itu, nama Direktur PPPP, Jokovic Martinez juga masih asing di kalangan akademisi, praktisi maupun politisi. Nama ini justru terkenal sebagai seorang petenis.
“Ini pentingnya #SaringSebelumSharing. 02 diklaim menang oleh 2 lembaga survei Amerika. Repotnya nama 2 lembaga itu gak ada website resminya. Bahkan diklaim nama direkturnya Jokovic Martinez (2 nama pemain tenis),” cuit Nadirsyah Hosen melalui akun Twitter @na_dirs, Selasa, 9 April 2019.
Nadirsyah Hosen menyertakan screenshot cuitan mantan Kepala Staf Umum TNI, Letjend (Purn) JS Prabowo yang memposting hasil survei PPPP.
Ia juga memposting screenshot cuitan @CakKhum yang memposting hasil survei Polling & Research yang menunjukkan elektabilitas Prabowo 54% dan Jokowi 37%.
Baik JS Prabowo maupun Cak Khum sama-sama pendukung capres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Nadirsyah Hosen lantas mengungkit sujud syukur yang pernah dilakukan Prabowo Subianto dan pendukungnya pada tahun 2014 lalu.
Saat itu, Prabowo sujud syukur karena mengklaim memenangkan Pilpres 2014. Namun hasil KPU menyatakan pasangan Jokowi-JK yang memenangkan Pilpres.
“Kalau gini caranya akan ada sujud syukur ngawur lagi th 2019,” sindiri Nadirsyah Hosen.
Sebelumnya, survei yang diklaim berasal dari Amerika Serikat, yakni PPPP mencatat pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga unggul 51 persen dibandingkan dengan pasangan Jokowi-Maruf yang hanya 36 persen.
Survei tersebut juga menyebut 13 persen pemilih belum menentukan pilihannya pada Pilpres 2019. PPPP menjelaskan, survey tersebut dilakukan pada 22 Maret hingga 4 April 2019.
Direktur Operasi PPPP, Jokovic Martinez menjelaskan, survei ini dilakukan terhadap 3.032 responden warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih di 2019. Responden diambil dari 800.091 TPS di 499 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Metode survei dilakukan dengan wawancara melalui sambungan telepon yang dilakukan oleh staf profesional peneliti survei terlatih (agen langsung) dari pusat panggilan telepon Precision Public Policy Polling di Jakarta. Margin of error +/- 1,78% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Source: pojoksatu.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar