Baca Juga
PADANG, BijakNews.com -- Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, Sumatera Barat (Sumbar) mengandalkan sektor pariwisata dan energi terbarukan untuk menggait investasi di daerah ini.
"Kedua sektor ini menjadi andalan kita, disamping sektor lainnya. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan aliran investasi yang masuk mencapai Rp4,3 triliun, sedikit di atas target tahun lalu sebesar Rp4,1 triliun," ujarnya, dikutip dari laman resminya, @IrwanPrayitnoOfficial.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedi menyebutkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan investasi sebesar Rp4,3 triliun, baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
“Prioritasnya adalah untuk sektor pariwisata dan energi terbarukan, karena potensinya yang sangat besar di Sumbar,” ungkapnya, kemaren.
Dia menyebutkan Pemprov Sumbart fokus mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi daerah di masa mendatang, sekaligus memanfaatkan potensi energi terbarukan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedi. |
Saat ini, kata dia, progres penetapan dua KEK itu sedang dalam tahap perencanaan dan pengajuan ke pusat untuk segera ditetapkan.
KEK Mandeh dikembangkan di lahan seluas 400 hektare di Bukik Ameh yang masuk dalam kawasan wisata bahari terpadu Mandeh. Kawasan itu membentang seluas 18.000 hektare dengan sejumlah pulau dan laut yang tenang, sehingga juga dijuluki Raja Ampat-nya Sumbar.
Untuk KEK Mentawai direncanakan dibangun di lahan seluas 2.639 hektare yang 80 persen dari areal itu sudah dibebaskan, sehingga bisa segera dikembangkan oleh investor untuk percepatan infrastruktur pariwisata.
Selain itu, juga potensi – potensi wisata di berbagai daerah di Sumbar yang belum terkelola dengan baik, termasuk dari segi infrastruktur pendukung, dan kesiapan masyarakat.
Kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata Mandeh di Pesisir Selatan. |
Saat ini, PT Supreme Energi Muara Laboh sebuah konsorsium antara Indonesia, Prancis dan Jepang, menggarap potensi yang ada di Kabupaten Solok Selatan atau di sekitar kaki Gunung Kerinci, dan PT Hitay Daya Energy asal Turki menggarap potensi di kaki Gunung Talang, Kabupaten Solok.
Dia menyebutkan beberapa investor dari Amerika Serikat, dan sejumlah negara Eropa sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan di Sumbar.
“Selain pariwisata, dan energi terbarukan, kami juga buka peluang investasi di bidang industri pengolahan, dan bidang yang lain,” kata Dedi.
Adapun, sepanjang 2018, total investasi yang masuk ke Sumbar sebesar Rp4,7 triliun atau mencapai 112 persen dari target Rp4,1 triliun.
Potensi energi terbarukan di Solok Selatan. |
(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar