Baca Juga
JAKARTA, BijakNews.com -- Budayawan Emha Ainun Najib alis Cak Nun mengaku tak pernah mau dipanggil ke Istana Negara oleh Presiden.
Cak Nun kemudian membeberkan alasannya bertindak demikian.
Hal tersebut disampaikan Cak Nun saat menjadi narasumber di acara Cacatan Najwa, memperingati dua tahun kasus Novel Baswedan.
Awalnya, Cak Nun mengatakan dirinya akan selalu melakukan sesuatu sesuai dengan pernyatannya.
"Kalau saya bilang A, saya melakukannya sampai umur 66, sampai sekarang A, A," kata Cak Nun, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Najwa Shihab, pada Minggu, 5 Mei 2019.
Cak Nun menegaskan jika ia menyebut dirinya tak bisa dipanggil oleh presiden maka hal tersebut akan ia tepati.
"Sampai sekarang kalau saya bilang 'hei saya tidak bisa dipanggil presiden, saya yang berhak panggil presiden, karena aku rakyat, aku yang bayar," sambung Cak Nun disambut tepuk tangan riuh hadirin.
"Itu saya lakukan, dan saya tidak pernah mau dipanggil ke istana, dan saya tidak pernah bangga sama sekali (kalau ke istana), hina saya kalau sampai ke sana," ucap Cak Nun dengan nada tinggi.
Cak Nun mengungkapkan, apa yang ia sampaikan bukanlah kesombongan.
Ia kemudian membeberkan pandangannya.
Cak Nun menilai kedaulatan berada di tangan rakyat seutuhnya, karena Indonesia adalah negara demokrasi.
Ia memandang seseorang yang dipilih rakyat untuk menjadi presiden hanya karyawan kontrak selama lima tahun.
"Itu bukan soal kesombongan, lo katanya rakyat, rakyat kan yang megang kedaulatan, katanya demokrasi," ujar Cak Nun.
"Lo presiden kan outsourcing, buruh 5 tahun, buruh lima tahun kok manggil-manggil bos," imbuhnya disambung gelak tawa hadirin.
"Buruhnya melamar ketemu bos, kan begitu, kalau sudah melamar, saya tidak bisa (menolak), namanya tamu harus kita hormati, tapi saya bilang, 'Tuhan kalau tidak baik yang tidak usah datang, bagaimana caranya'," sambungnya.
Cak Nun mengatakan, akhirnya tamu yang ia maksud tidak pernah bertemu semuanya.
Dalam acara tersebut, Cak Nun juga sempat menyoroti perlindungan terhadap para penegak hukum, seperti KPK.
Menurut Cak Nun, KPK harus memiliki paling tidak 3 perlindungan.
Seperti perlindungan intelejen, perlindungan kultural, dan perlindungan spiritual.
"Supaya Anda tidak mudah ditembak, disiram air keras, mudah-mudahan nanti, kalau nanti ada yang mau menembak Anda, malaikat memegangi pelurunya, dan begitu sampai ke Anda menjadi duit," ujar Cak Nun disambut tawa hadirin.
Cak Nun kemudian menyebut bahwa mereka di negara ini tidak dilindungi siapa-siapa.
"Saya mohon izin, karena di negara ini Anda tidak dilindungi siapa-siapa, orang Indonesia kenapa kuat? Kenapa hebat? Karena tidak ada perlindungan dari negara dan pemerintah," katanya.
Cak Nun bersama tokoh nasional dan pembesar negeri ini. |
"Pemerintah banyak mengancam terhadap penduduknya, kan begitu, maka bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat tangguh karena mencari duit sendiri, berlindung sendiri, jadi mereka sangat luar biasa."
"Beda dengan orang Jepang, polisinya baik, negaranya melindungi, akhirnya mereka jadi manja, jadi tidak tangguh."
"Jadi kalau soal berkelahi, bangsa Indonesia bertemu bangsa China, bangsa Inggris, bangsa Amerika di sebuah lapangan besar, itu kalau mau berkelahi, jangan coba-coba pandang matanya orang Indonesia, kenapa?."
"Aku enggak punya duit, macam-macam aku tonjok kau," sambung Cak Nun.
Lebih lanjut, Cak Nun kembali menegaskan bahwa KPK harus punya perlindungan.
"Saya tidak mengatakan saya adalah orang yang gimana-gimana, tapi saya hidup ini tanpa perlindungan, tanpa karier, tanpa sponsor, tanpa jabatan, tanpa profesi, tanpa identitas, tanpa apa pun."
"Saya 66 (tahun) hidup, dan keajaiban yang paling besar yang saya terima dari Tuhan adalah ada wanita cantik yang mau-maunya jadi istri saya," ungkap Cak Nun disambut tepuk tangan hadirin.
Cak Nun kemudian kembali menegaskan bahwa perlindungan terhadap KPK dan penegak hukum harus diberikan berlapis.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini, mulai menit ke-16:49 dan menit ke-13.36.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cak Nun Tak Mau Dipanggil ke Istana oleh Presiden: Buruh 5 tahun Kok Manggil-manggil bos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar