Baca Juga
BADUNG, BALI -- Usai mengunjungi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerjanya ke Provinsi Bali, Jumat (17/5/2019). Di Bali, Presiden bersama rombongan mengunjungi Desa Kutuh yang berlokasi di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Desa Kutuh diketahui mampu keluar dari jerat kemiskinan setelah berhasil memanfaatkan dan mengelola dana desa yang diberikan pemerintah pusat.
"Ini yang merupakan salah satu desa yang berhasil betul memanfaatkan dana desa untuk kesejahteraan masyarakatnya. Jadi di Desa Kutuh ini konsentrasinya di _sport tourism_, misalnya menyewakan lapangan bola untuk latihan dan kompetisi (bertaraf) internasional," ujarnya di lokasi.
Lingkungan geografis Desa Kutuh yang terletak di pinggir pantai dan dikelilingi gunung dan batu karang menjadikan masyarakat setempat mulanya banyak menekuni profesi nelayan dan petani dengan hasil yang minim. Desa tersebut diketahui dulunya juga merupakan sebuah kawasan yang tandus.
Meski demikian, secara perlahan Desa Kutuh berhasil mengelola potensi pariwisata setempat dengan menjadikan Pantai Pandawa sebagai ikon pariwisata baru yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Dana desa yang kemudian diterima oleh pemerintah Desa Kutuh sejak tahun 2015 menjadikan perekonomian setempat menjadi semakin bergeliat.
Hingga saat ini, Desa Kutuh telah menerima dana desa dengan jumlah kurang lebih Rp3,5 miliar. Masyarakat setempat memanfaatkan dana desa tersebut untuk membenahi fasilitas dan kebutuhan dasar, membangun sarana dan prasarana penunjang desa wisata, serta sarana olahraga bertaraf internasional yang terbukti sangat bermanfaat bagi desa tersebut dan menjadi kekuatan ekonomi tersendiri.
"Ini ada (kompetisi) paralayang yang setahun bisa menghasilkan Rp800 juta. Untuk desa sendiri memiliki _revenue_ per tahun Rp50 miliar. Coba bayangkan ini bagaimana dana desa bisa _men-trigger_ ekonomi yang ada di desa sehingga masyarakat betul-betul merasakan manfaatnya," kata Presiden.
Menurutnya, kesuksesan pengelolaan dana desa di Desa Kutuh ini dapat dijadikan referensi bagi pengelolaan serupa di desa-desa lain di seluruh Indonesia. Kepala Negara berharap agar dana desa yang digulirkan pemerintah dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi masyarakat di desa-desa.
"Ini sebetulnya bisa dikopi di tempat-tempat lain yang memiliki kemiripan, entah di Sumatera, Jawa, atau Kalimantan. Bisa menjadi sebuah model keberhasilan manajemen pengelolaan dana desa untuk kemanfaatan masyarakat," tuturnya.
Untuk diketahui, sejak tahun 2015 hingga 2018, Desa Kutuh telah memanfaatkan dana desa untuk membangun sarana-sarana yang menunjang aktivitas ekonomi masyarakat. Di antaranya ialah jalan desa sepanjang 957 meter, jembatan, pasar desa, BUMDes, tambatan perahu, embung, irigasi, dan sarana olahraga.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Sumber: Biro Pers Istana Kepresidenan
Desa Kutuh diketahui mampu keluar dari jerat kemiskinan setelah berhasil memanfaatkan dan mengelola dana desa yang diberikan pemerintah pusat.
"Ini yang merupakan salah satu desa yang berhasil betul memanfaatkan dana desa untuk kesejahteraan masyarakatnya. Jadi di Desa Kutuh ini konsentrasinya di _sport tourism_, misalnya menyewakan lapangan bola untuk latihan dan kompetisi (bertaraf) internasional," ujarnya di lokasi.
Lingkungan geografis Desa Kutuh yang terletak di pinggir pantai dan dikelilingi gunung dan batu karang menjadikan masyarakat setempat mulanya banyak menekuni profesi nelayan dan petani dengan hasil yang minim. Desa tersebut diketahui dulunya juga merupakan sebuah kawasan yang tandus.
Meski demikian, secara perlahan Desa Kutuh berhasil mengelola potensi pariwisata setempat dengan menjadikan Pantai Pandawa sebagai ikon pariwisata baru yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Dana desa yang kemudian diterima oleh pemerintah Desa Kutuh sejak tahun 2015 menjadikan perekonomian setempat menjadi semakin bergeliat.
Hingga saat ini, Desa Kutuh telah menerima dana desa dengan jumlah kurang lebih Rp3,5 miliar. Masyarakat setempat memanfaatkan dana desa tersebut untuk membenahi fasilitas dan kebutuhan dasar, membangun sarana dan prasarana penunjang desa wisata, serta sarana olahraga bertaraf internasional yang terbukti sangat bermanfaat bagi desa tersebut dan menjadi kekuatan ekonomi tersendiri.
"Ini ada (kompetisi) paralayang yang setahun bisa menghasilkan Rp800 juta. Untuk desa sendiri memiliki _revenue_ per tahun Rp50 miliar. Coba bayangkan ini bagaimana dana desa bisa _men-trigger_ ekonomi yang ada di desa sehingga masyarakat betul-betul merasakan manfaatnya," kata Presiden.
Menurutnya, kesuksesan pengelolaan dana desa di Desa Kutuh ini dapat dijadikan referensi bagi pengelolaan serupa di desa-desa lain di seluruh Indonesia. Kepala Negara berharap agar dana desa yang digulirkan pemerintah dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi masyarakat di desa-desa.
"Ini sebetulnya bisa dikopi di tempat-tempat lain yang memiliki kemiripan, entah di Sumatera, Jawa, atau Kalimantan. Bisa menjadi sebuah model keberhasilan manajemen pengelolaan dana desa untuk kemanfaatan masyarakat," tuturnya.
Untuk diketahui, sejak tahun 2015 hingga 2018, Desa Kutuh telah memanfaatkan dana desa untuk membangun sarana-sarana yang menunjang aktivitas ekonomi masyarakat. Di antaranya ialah jalan desa sepanjang 957 meter, jembatan, pasar desa, BUMDes, tambatan perahu, embung, irigasi, dan sarana olahraga.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Sumber: Biro Pers Istana Kepresidenan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar