Baca Juga
JAKARTA, BijakNews.com -- Seorang dokter saraf bernama dr Ani Hasibuan bertemu dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah untuk mendesak penyebab meninggalnya petugas KPPS ditelusuri. Di media sosial, Ani pernah berpose 2 jari.
Video Ani berpose 2 jari sambil mengatakan 'ganti presiden' itu lalu beredar di media sosial. Adakah kaitan Ani dengan BPN Prabowo-Sandi?
Ani mengatakan pose dua jari itu sah-sah saja karena dia punya pilihan. Tapi dia menegaskan bahwa penelusuran penyebab meninggalnya petugas KPPS yang dia lakukan didasari oleh alasan kemanusiaan.
"Boleh-boleh saja dalam masa kampanye (pose 2 jari). Saya punya pilihan, apa hubungannya? Ini masalah kemanusiaan. Di dalam bilik suara saya punya pilihan tapi itu tidak ada kaitannya dengan ini," kata dr Ani Hasibuan saat dihubungi, Rabu, 8 Mei 2019.
Ani mengaku melakukan penelusuran ke Yogyakarta atas keinginannya sendiri tanpa disuruh orang lain. Menurutnya, tim 02 sempat juga mengajaknya bergabung. Apa jawaban Ani?
"Demi Allah saya bekerja sendiri. Barusan tim 02 telepon saya, ajak bergabung dengan mereka. Saya katakan tidak," ujarnya.
Saat masa kampanye, Ani Hasibuan mengaku tidak tergabung dengan BPN Prabowo-Sandi. Kalaupun dia mendukung salah satu calon, baginya itu wajar saja.
"Nggak, saya nggak tergabung dengan mana pun. Saya terikat dengan institusi saya bekerja, nggak boleh saya gabung gabung begitu," ucap Ani tanpa menyebutkan tempat kerjanya.
"Tapi bahwa saya punya kecenderungan memilih salah satu calon, masak nggak boleh," sambungnya.
Soal penelusurannya terkait penyebab petugas KPPS meninggal, Ani mendapat bantuan dari teman-temannya di Yogyakarta untuk bertemu dengan keluarga korban. Dia mengaku menemui keluarga 3 korban dan mendapatkan rincian cerita tentang bagaimana petugas KPPS meninggal.
Berbekal data itu, dia lalu bertemu dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. "Saya minta di DPR bagaimana caranya ini didesak untuk diperiksa. Tidak ada unsur-unsur lain," pungkasnya.
(Source: detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar