Baca Juga
JAKARTA, BijakNews.com -- Anggota Mejelis Kehormatan Partai Gerindra, Permadi menekankan bahwa saat ini mereka tengah berjihad untuk memenangkan Prabowo-Sandi dan menggulingkan angkara murka.
Karena itu, ia menekankan agar siap berkorban untuk mengalahkan Jokowi yang dianggapnya sebagai tirani.
Saat ini, katanya, Tuhan sedang menyaring manusia Indonesia. Mana yang ikut angkara murka dan mana yang ikut budi luhur.
Saat kedua kelompok manusia itu bertemu, disebutnya pasti akan bertempur.
“Korbannya, pasti akan sangat-sangat banyak,” ucapnya dengan nada meninggi.
Permadi melanjutkan, bahwa jalan konstitusi terkait penyelesaian Pilpres 2019, dianggapnya bukan jalan keluar, kecuali dengan revolusi.
“Ada yang ingin ikut konstitusi. Sudah saya katakan, rubahlah keputusan itu,” tekan dia.
Permadi lantas menyinggung soal kemungkinan Indonesia dikuasai oleh ras Cina dengan menteri-menteri Cina.
“Kalau UUD tidak dirubah lagi ke UUD asli, sebentar lagi presiden kita (etnis) Cina,”
“Dalam 10 tahun, kita akan menjadi bangsa terjajah seperti suku Aborogin di Australia dan Indian di Amerika,” pekiknya dengan berapi-api.
Karena itu, ia menekankan, tidak ada jalan lain lagi selain revolusi.
“Jangan menghitung korban, korban pasti besar. Kalau tidak berani korban, mundur saja,” tegasnya.
Lebih lanjut, Permadi juga menyebut bahwa jatuhnya korban atas revousi itu adalah hal yang dikehendaki Tuhan.
“Sangat=sangat parah, tetapi itu adalah kehendak Tuhan,” katanya.
Permadi kembali mengingatkan, jika mereka mengikuti jalan konstitusi, maka hanya akan menjadi korban.
“Kita akan menjadi korban mereka bagi yang tidak mau mentaati konstitusi,” katanya.
Permadi melanjutkan, bagi pemerintah, saat ini sama sekali tak berlaku hukum dan hanya berlaku kekuasaan saja.
“Mereka tidak berpegang pada hukum,” sambungnya.
Ia lantas menyinggung kasus-kasus hukum yang menyeret orang-orang pentolan pendukung Prabowo-Sandi, seperti Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet.
“Membela kayak apapun, akan tetap dihukum. Maka dari itu, tidak ada kata selain lawan mereka!” pekiknya yang lantas diikuti hadirin dengan teriakan takbir.
Permadi juga terus menerus menekankan bahwa waktu semakin dekat dengan penentuan pengumuman dan penetapan Pemilu dan Pilpres 2019 pada 22 Mei mendatang.
Karena itu, ia menilai bahwa mereka sudah semakin kehabisan waktu.
“Kita tidak punya waktu lagi. Tidak ada kata lain, kita tidak ada waktu lagi,” tekan dia.
Mantan anak buah Megawati Soekarnoputri itu juga meyakini bahwa pada 22 Mei itu akan terjadi kerusuhan dan benturan antara sesama pendukung 01 dan 02.
“Begitu tanggal 22 diumumkan pasti terjadi benturan, apakah memenangkan Jokowi atau Prabowo, sama pasti akan benturan,” tuturnya.
Akan tetapi, Permadi menyampaikan bahwa hal itu sama sekali tak dirisaukan.
“Karena mereka juga siap untuk mati, kita pun siap untuk mati,” lanjutnya.
Untuk mendukung pernyataannya, Permadi lalu menyinggung perintah Habib Rizieq Shihab untuk berjihad.
“Para ulama, para habib sudah memerintahkan jihad. Habib Rizieq sudah memerintahkan kita jihad,” pekiknya disambut pekikan takbir hadirin.
Di sisi lain, ia menyebut bahwa kubu Jokowi juga didukung oleh Ketua MUI dan banyak ulama yang juga siap berjihad.
“Iadi pasti kita benturan. Tidak ada konstitusi. yang terjadi adalah siapa kuat siapa menang,” tutupnya.
Berikut video lengkap video anggota Mejelis Kehormatan Partai Gerindra, Permadi memprovokasi agar masyarakat bunuh-bunuhan untuk memenangkan Prabowo Subianto:
(Source: pojoksatu.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar