Baca Juga
PONTIANAK -- Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) ke XXVI dibuka secara resmi oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim, di Alun-Alun Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (29/6/2019) malam.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, H. Nasrul Abit di sela-sela acara pembukaan menyampaikan bahwa kehadiran kafilah Sumatera Barat mengikuti STQH ini juga merupakan ajang tolak ukur dan evaluasi akan keberhasilan penyelenggara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tahun 2020 di Sumbar.
Ia menyatakan, saat ini para kafilah Sumbar sudah dalam kondisi siap memberikan yang terbaik dalam perlombaan STQH di Kalbar ini. Allhamdullilah para kafilah, pelatih dan offisial dalam kondisi sehat dan dukungan dan para perantau minang yang ada di Kalbar telah ikut memberikan motivasi bagi kafilah Sumbar.
"Mohon dukungan dan doa masyarakat Sumbar, semoga apa yang ditarget dapat kita wujudkan dalam kegiatan STQH di Kalbar ini. Dan hari ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama dalam kemeriahan dan rasa siar keagamaan yang baik," ungkap Nasrul Abit.
Nasrul Abit juga menyampaikan, sesuai arahan Menteri Agama, tugas berat kita dalam penyelenggaraan MTQ ke XXVIII di Sumbar selain menghasilkan prestasi, juga bagaimana membumikan Al Qur'an di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Kemudian juga bagaimana nilai-nilai Al Qur'an dapat menjadi amalan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari umumnya secara nasional khususnya di Sumatera Barat Ranah Minang daerah yang berfilosofikan Adat Basandi Syarak -Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK)
Menteri Agama RI Lukman Hakim dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan STQH dapat dijadikan stimulan untuk mengaplikasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. STQH merupakan perpaduan unsur agama dan budaya yang mencerminkan dialektika nilai-nilai Islam dan nilai-nilai budaya dan ini yang membedakan pelaksanaan STQH dengan di luar negeri.
Daerah khatulistiwa ini sarat dengan kearifan lokal, etnis, suku, ras dan budaya. Di lima tahun terakhir ini ada 7 putra/i Indonesia mampu menjadi juara internasional, ini menunjukan bahwa Indonesia jaya dipanggung internasional.
Ke depannya tugas berat kita adalah bagaimana membumikan nilai-nilai Al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Kepada semua pihak saya mengajak untuk mengutamakan tujuan yang mulia ini, didukung bersama-sama untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia, ajaknya.
Peresmian STQH ke XXVI ditandai dengan 25 kali dentuman meriam, serta hiburan kolosal anak negeri dengan nilai-nilai budaya Islam di Kalimantan Barat.
Pembukaan dimulai dengan defiley perserta STQH se Indonesia dan diawali pembacaan kalam Illahi oleh Maria Lestaluhu qoriah Internasional 2016 di Kuala Lumpur.
Sedangkan Tema Pokok STQH 2019 "Implementasi nilai2 universal Al Qur'an untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang relegius, rukun dan damai".
(rel/ede)
Wakil Gubernur Sumatera Barat, H. Nasrul Abit di sela-sela acara pembukaan menyampaikan bahwa kehadiran kafilah Sumatera Barat mengikuti STQH ini juga merupakan ajang tolak ukur dan evaluasi akan keberhasilan penyelenggara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tahun 2020 di Sumbar.
Ia menyatakan, saat ini para kafilah Sumbar sudah dalam kondisi siap memberikan yang terbaik dalam perlombaan STQH di Kalbar ini. Allhamdullilah para kafilah, pelatih dan offisial dalam kondisi sehat dan dukungan dan para perantau minang yang ada di Kalbar telah ikut memberikan motivasi bagi kafilah Sumbar.
"Mohon dukungan dan doa masyarakat Sumbar, semoga apa yang ditarget dapat kita wujudkan dalam kegiatan STQH di Kalbar ini. Dan hari ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama dalam kemeriahan dan rasa siar keagamaan yang baik," ungkap Nasrul Abit.
Nasrul Abit juga menyampaikan, sesuai arahan Menteri Agama, tugas berat kita dalam penyelenggaraan MTQ ke XXVIII di Sumbar selain menghasilkan prestasi, juga bagaimana membumikan Al Qur'an di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Kemudian juga bagaimana nilai-nilai Al Qur'an dapat menjadi amalan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari umumnya secara nasional khususnya di Sumatera Barat Ranah Minang daerah yang berfilosofikan Adat Basandi Syarak -Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK)
Menteri Agama RI Lukman Hakim dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan STQH dapat dijadikan stimulan untuk mengaplikasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. STQH merupakan perpaduan unsur agama dan budaya yang mencerminkan dialektika nilai-nilai Islam dan nilai-nilai budaya dan ini yang membedakan pelaksanaan STQH dengan di luar negeri.
Daerah khatulistiwa ini sarat dengan kearifan lokal, etnis, suku, ras dan budaya. Di lima tahun terakhir ini ada 7 putra/i Indonesia mampu menjadi juara internasional, ini menunjukan bahwa Indonesia jaya dipanggung internasional.
Ke depannya tugas berat kita adalah bagaimana membumikan nilai-nilai Al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Kepada semua pihak saya mengajak untuk mengutamakan tujuan yang mulia ini, didukung bersama-sama untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia, ajaknya.
Peresmian STQH ke XXVI ditandai dengan 25 kali dentuman meriam, serta hiburan kolosal anak negeri dengan nilai-nilai budaya Islam di Kalimantan Barat.
Pembukaan dimulai dengan defiley perserta STQH se Indonesia dan diawali pembacaan kalam Illahi oleh Maria Lestaluhu qoriah Internasional 2016 di Kuala Lumpur.
Sedangkan Tema Pokok STQH 2019 "Implementasi nilai2 universal Al Qur'an untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang relegius, rukun dan damai".
(rel/ede)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar