Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Dengan adanya mitigasi bencana khususnya gempa dan tsunami, maka masyarakat diharapkan tidak panik, memahami dalam mengambil langkah-langkah serta upaya penyelamatan diri, saat terjadi gempa dan tsunami.
Tidak hanya gempa hanya tsunami, bencana lainnya juga
harus diwaspadai. Seperti bencana gunung api, angin puting beliung,
tanah bergerak, longsor, banjir dan lainnya yang dapat merenggut nyawa.
“Oleh
karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan dalam menghadapi
apabila terjadi bencana,”ungkap Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
Saat
ini, kesiapan pemerintah menghadapi bencana, sudah memasang alarm
sirine alat peringatan dini early warning system (EWS) dari BMKG. Alat
EWS ini tersebar di enam kabupaten dan kota yang berada di pesisir barat
Sumbar. Yaitu Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Kepulauan Mentawai,
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten
Pasaman Barat. Alat peringatan dini EWS, saat ini kondisinya 90 persen
cukup baik. Alat EWS ini setiap tanggal 26, jam 10 di tes aktifasi.
Seperti
yang diketahui, energi megathrust di Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah
mulai terlepas, seperti yang terjadi pada tahun 2007 dengan gempa 6,4
magnitudo dan 7,7 magnitudo pada 2009 dan masih banyak lagi gempa-gempa
besar lainnya yang terjadi dalam kurun waktu hingga 2020 ini.
Gempa
berkekuatan 7,7 SR pada 11 tahun silam, sedikitnya menewaskan sebanyak
1.197 orang yang tersebar di tujuh kabupaten/kota Provinsi Sumbar.
Korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, dan
korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang, dan 78.604 rumah rusak ringan. Begitu juga fasilitas
umum, gedung pemerintah banyak mengalami kerusakan. Kerugian akibat
gempa bumi itu mencapai Rp4,8 triliun.
Selain megathrust
Mentawai, juga ada ancaman lainnya, seperti gempa darat di sesar
Sumatera yang melewati Bukittinggi, Solok dan daerah lainnya. Begitu
juga dengan ancaman backthrust. (Hms Sumbar/ags)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar