Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- SMA 1 Harau menjadi tuan rumah Pelatihan Pembuatan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi yang diikuti oleh 73 guru dari berbagai mata pelajaran. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Acara ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyusun modul ajar yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka, yang saat ini tengah diimplementasikan di sekolah-sekolah Indonesia,Jumat(23/8/2024).
Acara pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah SMA 1 Harau, Drs. Hafrizal, yang dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim PKM karena telah memilih SMA 1 Harau sebagai tempat pelaksanaan pelatihan. Beliau juga mengungkapkan bahwa materi pelatihan sangat relevan dan dibutuhkan oleh para guru dalam menjalankan tugas mereka, terutama dalam menghadapi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka. Drs. Hafrizal menutup sambutannya dengan rasa syukur karena kegiatan ini akhirnya dapat terlaksana, dan berharap bahwa hasil pelatihan ini akan memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kualitas pembelajaran di SMA 1 Harau.
Tim PKM yang memimpin pelatihan ini terdiri dari Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd. sebagai Ketua Tim, dengan anggota Dr. Yenni Hayati, M.Hum., Yulianti Rasyid, M.Pd., dan Ayu Gustia Ningsih, M.Pd. Mereka adalah para akademisi dari Universitas Negeri Padang yang berpengalaman dalam bidang pendidikan, khususnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka dan pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam paparannya, Dr. Yenni Hayati, M.Hum. menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai karakter peserta didik sebelum menyusun modul ajar. “Setiap siswa memiliki karakteristik yang unik, dan pemahaman ini menjadi dasar yang kuat untuk menyusun modul ajar yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Dr. Yenni. Beliau menambahkan bahwa tanpa pemahaman yang tepat tentang karakter peserta didik, guru akan kesulitan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna.
Sementara itu, Yulianti Rasyid, M.Pd. menyampaikan bahwa pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk lebih aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. “Dalam pendekatan ini, guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang aktif dalam membantu setiap siswa untuk belajar sesuai dengan ritme dan gaya belajar mereka masing-masing,” jelas Yulianti. Ia juga menekankan bahwa guru harus terus beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam di dalam kelas.
Ayu Gustia Ningsih, M.Pd. menekankan besarnya peran guru dalam menentukan kesuksesan siswa di masa depan. Menurutnya, pembelajaran berdiferensiasi merupakan realisasi dari pesan bijak Engku Safei, “Jangan meminta buah mangga pada batang rambutan, tapi jadikanlah setiap buah itu terasa manis.” Pesan ini, menurut Ayu, mencerminkan filosofi dasar pembelajaran berdiferensiasi yang mengakui dan menghargai perbedaan di antara siswa, serta mengajak guru untuk mengembangkan potensi unik setiap individu dengan cara yang paling sesuai bagi mereka.
Salah satu peserta pelatihan, Mulyati, yang merupakan guru di SMA 1 Harau, menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan banyak wawasan baru baginya. “Saya merasa lebih siap untuk menerapkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi di kelas saya, terutama setelah memahami pentingnya menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik siswa,” ungkap Ibu Mulyati. Ia berharap dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya untuk membantu siswa-siswinya mencapai potensi terbaik mereka.
Pelatihan ini diakhiri dengan sesi refleksi dan penutupan oleh Ketua Tim PKM, Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd., yang mengapresiasi semangat dan partisipasi aktif para guru selama pelatihan. Beliau berharap bahwa ilmu yang telah diperoleh dapat diterapkan dengan baik di kelas dan memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di SMA 1 Harau.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Universitas Negeri Padang dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Sumatera Barat, khususnya dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan adanya kerjasama antara perguruan tinggi dan sekolah, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. SMA 1 Harau, melalui pelatihan ini, telah menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan demi masa depan generasi muda yang lebih baik.(hms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar